Makin Banyak Negara NATO Tolak Usul Macron Kerahkan Pasukan Keroyok Rusia
Semakin banyak negara NATO yang menentang usulan Presiden Prancis Emmanuel Macron agar mengerahkan pasukan Barat ke Ukraina untuk mengalahkan Rusia. Foto/REUTERS
BRUSSELS - Semakin banyak negara NATO yang menentang usulan Presiden Prancis Emmanuel Macron agar mengerahkan pasukan Barat ke Ukraina untuk mengalahkan Rusia.
Sebelumnya tiga negara NATO; Republik Ceko, Slovakia, dan Polandia menolak ide Macron.
Sekarang Inggris, Finlandia, Swedia, dan Jerman juga menyuarkan penolakan serupa.
Macron melontarkan usulan itu ketika sekitar 20 pemimpin Eropa berkumpul di Paris pada hari Senin untuk menyampaikan pesan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin tentang tekad Eropa terhadap Ukraina. Mereka juga menentang narasi Kremlin bahwa Rusia pasti akan memenangkan perang yang sudah memasuki tahun ketiga.
“Tidak ada konsensus pada tahap ini...untuk mengirim pasukan ke lapangan,” kata Macron kepada wartawan.
“[Tapi] tidak ada yang harus dikecualikan. Kami akan melakukan segala yang kami harus lakukan agar Rusia tidak menang," katanya lagi, seperti dikutip Reuters.
Sekretaris Jenderal NATO Jen Stoltenberg ikut merespons usulan Macron.
“Tidak ada rencana untuk mengerahkan pasukan tempur NATO di Ukraina,” kata Stoltenberg kepada AP saat dimintai komentarnya atas pernyataan Macron, Rabu (28/2/2024).
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak pada prinsipnya tidak mengesampingkan pengiriman pasukan, namun juru bicaranya mengatakan kepada wartawan: “Di luar jumlah personel yang sedikit di negara yang mendukung angkatan bersenjata [Ukraina], kami tidak memiliki rencana untuk melakukan penyebaran skala besar.”
"Pengerahan pasukan sama sekali tidak direncanakan untuk saat ini,” kata Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson kepada SVT.
"Untuk saat ini, kami sedang sibuk mengirimkan peralatan canggih ke Ukraina," imbuh dia.
Stockholm menjanjikan bantuan militer senilai 7,1 miliar kronor (USD682 juta) ke Kyiv pekan lalu. "Saat ini tidak ada permintaan dari Ukraina untuk pasukan darat Barat," ujar Kristersson.
Presiden Finlandia Sauli Niinisto mengatakan kepada Yle bahwa ada persepsi yang disebarluaskan pada pertemuan puncak di Paris yang menentang penggunaan pasukan darat NATO. Menurutnya, posisi Finlandia juga menentang gagasan semacam itu.
Kanselir Jerman Olaf Scholz bahkan lebih tegas lagi, menyatakan: “Tidak akan ada pasukan darat, tidak ada tentara di tanah Ukraina, yang dikirim ke sana oleh negara-negara Eropa atau NATO di masa depan."
Amerika Serikat dan sekutu-sekutu NATO-nya telah mengirimkan bantuan finansial, militer, dan material senilai lebih dari USD200 miliar kepada pemerintah Ukraina sejak perang dengan Rusia pecah pada Februari 2022.
Mereka bersumpah untuk menimbulkan “kekalahan strategis” terhadap Moskow sambil menegaskan bahwa mereka sebenarnya bukan pihak yang yang terlibat dalam permusuhan.
Rusia telah berulang kali mengenai bahaya konfrontasi langsung jika NATO ikut campur dalam perang Moskow-Kyiv. Namun peringatan tersebut cenderung diabaikan.
(mas)
Komentar
Posting Komentar