Ad Code

Responsive Advertisement

Netanyahu: Operasi di Rafah Bawa Israel Makin Dekat Kemenangan - detik

 

Netanyahu: Operasi di Rafah Bawa Israel Makin Dekat Kemenangan

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 26 Feb 2024 09:48 WIB
Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu convenes the weekly cabinet meeting at the Defence Ministry in Tel Aviv, Israel, January 7, 2024. REUTERS/Ronen Zvulun/Pool/File Photo Purchase Licensing Rights
PM Israel Benjamin Netanyahu (dok. REUTERS/Ronen Zvulun/Pool/File Photo Purchase Licensing Rights)
Tel Aviv -

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menyebut operasi militer di RafahJalur Gaza bagian selatan, akan membawa Israel semakin dekat dengan "kemenangan total" atas Hamas.

Netanyahu sesumbar mengklaim pasukan Israel hanya butuh perang selama beberapa minggu, jika nantinya melancarkan serangan darat ke Rafah yang menjadi tempat berlindung 1,4 juta warga sipil Palestina, untuk bisa mengalahkan Hamas.

Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Senin (26/2/2024), laporan media lokal Mesir menyebut perundingan untuk mewujudkan gencatan senjata di Jalur Gaza telah dilanjutkan di Doha, Qatar. Namun Netanyahu menegaskan kesepakatan apa pun tidak akan bisa mencegah serangan darat Israel ke Rafah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tel Aviv, selama beberapa waktu terakhir, menyatakan pasukannya siap menyerang Rafah untuk memburu para militan Hamas yang bersembunyi di sana.

"Jika kami mencapai kesepakatan (gencatan senjata), hal itu akan sedikit tertunda, tapi itu akan terjadi," ucap Netanyahu merujuk pada operasi militer Israel ke Rafah, dalam wawancara dengan media terkemuka Amerika Serikat (AS), CBS, pada Minggu (25/2) waktu setempat.

"Jika kami tidak mencapai kesepakatan, kami akan tetap melakukannya. Hal ini harus dilakukan, karena kemenangan total adalah tujuan kami, dan kemenangan total berada dalam jangkauan kami -- bukan berbulan-bulan, tapi beberapa minggu lagi, setelah kami memulai operasi," cetusnya.

Simak juga Video 'Polisi Israel Tangkap Belasan Demonstran Anti-Netanyahu':

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Delegasi Israel hadir dalam pembahasan gencatan senjata terbaru dan pembebasan sandera yang digelar di Paris pada Jumat (23/2) lalu. Pembicaraan untuk mewujudkan gencatan senjata terbaru kemudian dimulai kembali di Doha, dengan dihadiri perwakilan Hamas.

"Kami semua sedang mengupayakannya. Kami menginginkannya. Saya menginginkannya. Karena kami ingin membebaskan para sandera yang tersisa," kata Netanyahu.

"Saya tidak bisa memberi tahu Anda apakah kami akan mencapainya, tapi jika Hamas menghentikan klaim khayalannya dan berpikir lebih realistis, kami akan mencapai kemajuan yang kita semua inginkan," ujarnya.

Saat Hamas melancarkan serangan mengejutkan terhadap Israel pada 7 Oktober lalu, lebih dari 250 orang diculik dan disandera di Jalur Gaza. Puluhan orang di antaranya telah dibebaskan dalam kesepakatan gencatan senjata singkat pada November lalu, dan kini tersisa sekitar 130 sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza. Namun menurut Israel, sekitar 31 sandera di antaranya diperkirakan telah tewas.

Beberapa pekan terakhir, tekanan internasional untuk gencatan senjata terbaru semakin meningkat. Terlebih jumlah korban tewas akibat gempuran tanpa henti Israel terhadap Jalur Gaza untuk membalas serangan Hamas dilaporkan kini mencapai sedikitnya 30.000 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak.

Saat ditanya soal tuntutan AS agar Israel melindungi warga sipil di Rafah, Netanyahu mengatakan bahwa para pemimpin militer Israel akan menunjukkan kepadanya "rencana ganda" -- rencana untuk evakuasi warga sipil dan rencana untuk membubarkan batalion Hamas yang tersisa.

Simak juga Video 'Polisi Israel Tangkap Belasan Demonstran Anti-Netanyahu':




(nvc/ita)

Posting Komentar

0 Komentar