Newcastle Anderson & Garland Segera Lelang Senjata yang Membunuh John Lennon
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fcdn-1.timesmedia.co.id%2Fimages%2F2024%2F02%2F26%2FJohn-Lennon.jpg)
TIMESINDONESIA, JAKARTA – John Lennon memang legenda, bahkan setelah lebih 40 tahun kematiannya ia masih dikenang. Kabar tebaru menyebutkan senjata yang digunakan untuk membunuh vokalis The Beatles itu akan dilelang.
Rumah lelang Newcastle Anderson & Garland mengumumkan pelelangan pistol berjenis revolver berkaliber 38mm dan peluru 'pencabut nyawa' itu segera dilelang pada akhir pekan ini di Newcastle, Inggris.
Sebelumnya Brian Taylor merupakan orang yang selama ini menyimpan pistol dan peluru yang tersebut. Brian merupakan seorang polisi Northumbria yang diberi kepercayaan oleh Kepolisian New York untuk menyimpannya.
Dikutip dari BBC, Brian Taylor menyimpan pistol dam peluru itu dalam bingkai dengan sangat rapi.
Kini Brian telah meninggal dunia, dan pistol beserta peluru itu akan dilelang.
Petugas rumah lelang Newcastle Anderson & Garland menjelaskan barang ini memang sedikit mengerikan, sebuah awal petaka, namun sekaligus berharga karena menjadi sejarah bagaimana nyawa seseorang lenyap dalam seketika.
Tentu saja sasaran dari lelang ini adalah para penggemar The Beatles. Namun tak menutup kemungkinan untuk para kolektor benda antik.
"Ini adalah memorabilia Beatles yang sangat menarik yang mungkin tidak dapat ditiru," jelasnya.
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fcdn-1.timesmedia.co.id%2Fimages%2F2024%2F02%2F26%2Fmycd.jpg)
Kematian John Lennon
John Lennon salah satu anggota The Beatles yang akhir hidupnya sangat tragis. Ia ditembak oleh seorang yang mengaku sebagai penggemar fanatik bernama David Chapman.
Chapman melontarkan timah panas itu pada 8 Desember 1980 di apartemen Dakota Building, Upper West Side, New York, AS. Saat itu Lennon dan istrinya Yoko Ono baru kembali ke apartemen.
Chapman menembak dalam jarak dekat. Dua peluru masuk dalam punggung, dan dua peluru lainnya menyasar di bahu
Setelah menembak, Chapman duduk santai sembari menuntaskan bacaannya novel The Catcher in the Rye karya JD Salinger.
Di kantor polisi Chapman langsung mengaku bersalah dan dijatuhi hukuman seumur hidup. Ia mengatakan alasan membunuh Lennon karena kesal, sebab Lenon menyebut band nya lebih populer dibanding Yesus.
Namun belakangan, Chapman mengaku alasan membunuh Lennon yang sesungguhnya adalah untuk mencari perhatian. "Ingin menjadi seseorang yang berarti dan tidak ada yang bisa menghentikannya," ungkapnya seperti dikutip dari liverpoolworld tahun 2022 lalu.
Bahkan Chapman juga mengaku bahwa ia juga ingin membunuh beberapa pesohor lainnya, seperti Paul McCartney. Kemudian jurnalis Johhny Carson, Presiden AS Ronald Reagan hingga aktris Elizabeth Taylor.
Chapman sudah mengajukan pembebasan bersyarat sebanyak 12 kali, namun selalu ditolak. Kini ia masih mendekam di lembaga pemasyarakatan Wende di Alden, New York. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
0 Komentar