Ternyata Ini Penyebab Harga Beras di Pati Meroket Hingga Lampaui Harga Eceran Tertinggi
PATI - Harga beras di Kabupaten Pati dilaporkan terus mengalami kenaikan sejak dua bulan terakhir.
Kenaikan harga beras itu terjadi sejak awal tahun ini.
Bahkan harga beras mencapai Rp 15.000 per kilogram (kg).
Kalangan emak-emak di Pati saat ini sensitif terhadap perubahan harga kebutuhan pokok masyarakat (kepokmas).
Apalagi hampir dua bulan harganya tak kunjung turun.
Hal itu juga yang dikeluhkan Luna, salah satu warga Pati.
Ia bahkan menyebut harga beras saat ini seperti harga emas.
”Regane luaarang beras, Mas. Meh koyo emas,” terangnya.
Di sisi lain, mensiasati mahalnya beras ini, para pedagang mengurangi porsi yang disajikan untuk para pelanggan.
Karena kalau menaikkan harga, mereka khawatir kalau tak laku dagangannya.
”Porsinya dikurangi caranya. Jadi tak dinaikkan harganya. Apa-apa serba naik sekarang. Serba mahal,” tukasnya.
Kenaikan harga beras itu juga dikonfirmasi Kabid Perdagangan pada Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kabupaten Pati, Kuswantoro.
Ia menuturkan, harga beras dipengaruhi oleh cuaca ekstrim, sehingga produksinya tidak maksimal.
”Harga beras medium di Pati Rp 15.000 per kilogram, sedangkan harga beras premium di angka Rp 15.800 per kilogram sejak pertengahan Januari." katanya.
"Masih berpotensi naik, apabila produksi beras di daerah terbatas karena iklim atau cuaca yang ekstrem yang berimbas produksi kurang maksimal,” imbuhnya.
Kenaikan harga beras saat ini telah melampaui harga eceran tertinggi (HET).
Kuswantoro menyebut, HET beras medium Rp 10.900, dan HET beras premium Rp 12.900.
Namun, terkadang kerap ditemukan harga beras di level konsumen yang menginjak Rp 17.000 per kilogram.
”Jelas harga sekarang telah melampui HET. Bahkan bila ada harga yang sampai Rp 17.000 itu biasanya harga beras di warung-warung pedesaan,” paparnya.
Menurutnya, tingginya harga beras saat ini menyebabkan pada turunnya daya beli masyarakat. Apalagi beras menjadi kepokmas.
Seluruh lapisan masyarakat tentu terkena imbasnya.
"kini kami melakukan pemantauan harga dan ketersediaan beras secara rutin dan rapatkan kepada pemerintah pusat. Ini sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan,” tukasnya. (adr)
Komentar
Posting Komentar