14 Prajurit TNI Diperiksa Usai Aniaya 4 Warga Sipil di Depan Polres Jakpus - Liputan 6

 

14 Prajurit TNI Diperiksa Usai Aniaya 4 Warga Sipil di Depan Polres Jakpus

Pomdam Jaya/Jayakarta memeriksa sebanyak 14 prajurit dari berbagai kesatuan terkait aksi pengeroyokan terhadap empat warga sipil di depan Polres Metro Jakarta Pusat.

oleh Tim News diperbarui 29 Mar 2024, 04:40 WIB
Ilustrasi pengeroyokan - Istimewa (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)
Sejumlah prajurit TNI aniaya 4 warga sipil di depan Polres Jakarta Pusat. Ilustrasi pengeroyokan - Istimewa (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Advertisement

Liputan6.com, Jakarta Pomdam Jaya/Jayakarta memeriksa sebanyak 14 prajurit dari berbagai kesatuan terkait aksi pengeroyokan terhadap empat warga sipil di depan Polres Metro Jakarta Pusat.

Sejumlah oknum prajurit TNI terlibat aksi penganiayaan terhadap empat warga sipil hingga terkapar di depan Polres Metro Jakarta Pusat pada Kamis dini hari (28/3/2024).

Advertisement

"Yang diamankan Pomdam ini ada 8 orang, ditambah mungkin sore ini lagi 6 orang. Nanti akan kita pisahkan apa terlibat langsung atau hanya ikut-ikutan," kata Danpomdam Jaya Brigjen CPM Irsyad Hamdie Bey Anwar kepada wartawan, Kamis (28/3/2024).

Advertisement

Meski demikian, Irsyad mengatakan ada kemungkinan prajurit lain akan diperiksa karena sampai saat ini pihaknya masih mendata siapa prajurit yang mengeroyok empat warga sipil di depan Polres Jakpus.

Adapun keempat korban yang dikeroyok prajurit yaitu Abdullah (26) warga Kabupaten Bogor yang berprofesi sebagai buruh harian lepas, Mamih (42) warga Balaraja, Hasan (32) warga Cirebon yang juga berprofesi sebagai buruh harian lepas, dan Syefri Wahyudi (25) warga Cirebon.

"Dari tadi malam bekerja sama dengan Polres Jakarta Pusat sudah bekerja untuk mengidentifikasi siapa pelaku pengeroyokan yang korbannya diletakkan di depan polres tersebut," kata Irsyad.

Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro membenarkan aksi penganiayaan yang dilakukan sejumlah prajurit TNI terhadap empat warga sipil di depan Polres Jakarta Pusat.

"Benar, tadi malam Kamis, 28 Maret 2024 sekitar pukul 01.00 tiba-tiba di jalan raya depan Polres Jakpus tergeletak 4 orang dalam kondisi terluka," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro kepada wartawan, Kamis (28/3/2024).

"Kemudian kami segera berkoordinasi dengan Pomdam Jaya, karena ada dugaan keterlibatan oknum TNI," ucap Susatyo.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Aksi Balas Dendam

Ilustrasi Penganiayaan
Sejumlah prajurit TNI aniaya 4 warga sipil di depan Polres Jakarta Pusat. Ilustrasi Penganiayaan (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Terkuak, aksi brutal oknum prajurit TNI dipicu aksi pengeroyokan terhadap anggota TNI bernama Prada Lukman yang terjadi sebelumnya di Pasar Cikini pada Rabu (27/3/2024) sekitar pukul 01.00 WIB.

"Perkara tadi malam tidak terlepas dari kejadian pada Rabu, 27 Maret 2024 sekitar 01.00 WIB. Terjadi pengeroyokan terhadap Prada Lukman yang dilakukan sekelompok orang di TKP Pasar Cikini," jelas Susatyo.

Menurutnya, kejadian pemicu itu telah dilaporkan sebelumnya oleh Ketua RT setempat dan melaporkannya ke Polsek Menteng. Mendapat laporan itu, polisi pun langsung datang ke lokasi kejadian.

"Datang melakukan evakuasi pada korban Prada Lukman untuk dibawa ke rumah sakit sekaligus menangkap satu orang pelaku atas nama Odi," ucap Susatyo.

Sedangkan untuk penyebab pengeroyokan terhadap Prada Lukman diduga akibat perselisihan di Pasar Cikini. Berawal dari pedagang di pasar tersebut yang mempunyai anak seorang prajurit TNI.

"Kebetulan ada pedagang yang memiliki anak seorang TNI, kemudian bersama Prada Lukman ini datang ke rumahnya Odi. Kemudian terjadi cekcok mulut, diteriaki maling akhirnya warga keluar, melakukan pengeroyokan," ujar Susatyo.

Adapun dari hasil penyidikan Polres Metro Jakarta Pusat, didapati dua tersangka sebagai pengeroyok Prada Lukman saat kejadian di Pasar Cikini.

"Sehingga total tersangka yang sudah kami lakukan penangkapan dan penahanan, pertama Odi Rohadi, perannya memprovokasi, meneriakkan maling, kemudian membawa ke rumah kosong," tutur Susatyo.

"Kemudian Fazli ini perannya membawa tali karena Prada Lukman diikat. Kemudian Maulana, perannya melakukan pemukulan," sambungnya.

Reporter: Bachtiarudin Alam

Sumber: Merdeka.com

Infografis: Deretan Bentrok TNI vs Polri (Liputan6.com / Abdillah)
Infografis: Deretan Bentrok TNI vs Polri (Liputan6.com / Abdillah)

Advertisement

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya