BRIN: Awal Ramadan Bisa Berbeda, tetapi Lebaran Kemungkinan Besar Sama - BeritaSatu

 BRIN: Awal Ramadan Bisa Berbeda, tetapi Lebaran Kemungkinan Besar Sama 

Sabtu, 9 Maret 2024 | 10:12 WIB

MA 
Penulis: Medikantyo Junandika Adhikresna | Editor: 
Petugas dari Kantor Wilayah Kemenag Sumatera Selatan mengamati posisi hilal menggunakan teropong saat Rukyatul Hilal di Palembang, Sumatera Selatan.
Petugas dari Kantor Wilayah Kemenag Sumatera Selatan mengamati posisi hilal menggunakan teropong saat Rukyatul Hilal di Palembang, Sumatera Selatan. (Antara/Nova Wahyudi)

Jakarta, Beritasatu.com - Awal Ramadhan 1445 H yang akan ditentukan pemerintah akan berbeda dengan awal Ramadan ormas Islam di Indonesia, seperti Muhammadiyah. Namun, Lebaran atau Idulfitri kemungkinan besar akan berbarengan.

Peneliti ahli utama Pusat Riset Antariksa BRIN Prof Thomas Djamaluddin menjelaskan kemungkinan jatuhnya 1 Ramadan 1445 H di Indonesia pada 12 Maret 2024 mendatang. Hal tersebut mengacu pada penerapan ketentuan para Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), yang telah diimplementasikan sejak 2022 lalu.

Dampak dari implementasi ketentuan rukyat berdasarkan MABIMS itu membuat wujud hilal harus berada di tingkat 3 derajat dengan elongasi 6,4 derajat. Jika mengacu pada hal tersebut, maka diperkirakan wujud hilal belum terlihat pada upaya metode rukyat yang rencananya dilakukan pada 10 Maret 2024 besok.

ADVERTISEMENT

“Wilayah yang memenuhi kriteria 3 derajat elongasi 6,4 derajat baru di benua Amerika, di Asia Tenggara belum terpenuhi, sehingga kemungkinan besar hasil rukyat tidak ada yang berhasil. Maka, diperkirakan pada saat maghrib 10 maret 2024 tidak ada hilal yang terlihat. Hal ini belum memenuhi kriteria dan membuat awal Ramadan jatuh pada Selasa, 12 maret 2024,” ujar Thomas saat ditemui di Jakarta pada Jumat (8/3/2024).

Kemungkinan keputusan pemerintah dalam menetapkan 1 Ramadan 1445 H pada Selasa 12 Maret 2024, akan memunculkan perbedaan dengan keputusan PP Muhammadiyah yang akan mengawali bulan puasa sehari lebih cepat. Muhammadiyah  telah menegaskan menggunakan metode penentuan hisab dan menyebut 1 Ramadan 1445 H jatuh pada Senin, 11 Maret 2024.

Thomas menyebut bisa memahami keputusan sejumlah ormas Islam yang mengambil metode dan ketentuan berbeda dalam memutuskan dimulainya bulan Ramadan. Karena jika ditelaah, posisi bulan pada 10 Maret 2024 diprediksi sudah terlihat positif di atas ufuk pada sebagian besar wilayah barat Indonesia.

Meski akan ada perbedaan dalam penentuan awal Ramadan, Thomas memprediksi perayaan Lebaran atau Idufitri akan digelar berbarengan. Pasalnya, berdasarkan perkiraan Pusat Riset Antariksa BRIN, posisi bulan baru sudah memenuhi kriteria MABIMS pada 9 April 2024 petang.

“Jadi tanggal 9 April 2024, maghrib sudah masuk 1 Syawal 1445 H. Jadi orang-orang sudah bertakbir, sudah batas orang-orang membayar zakat fitrah. Sehingga ormas yang menggunakan kriteria wujudul hilal pun akan sama keputusannya bahwa besok itu adalah 1 Syawal, sehingga Idulfitri akan seragam pada 10 April 2024,” ujar Thomas.

Meski begitu, Thomas berharap masyarakat menunggu ketetapan pemerintah dan tetap beribadah dengan khusyuk. Walaupun memiliki perbedaan di antara masing-masing umat Islam baik yang memulai berpuasa pada 11 Maret maupun 12 Maret 2024 mendatang.

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya