Garuda Indonesia Buka Suara Soal Harga Tiket Pesawat Melebihi Batas Atas Jelang Lebaran 2024 - BeritaSatu
Garuda Indonesia Buka Suara Soal Harga Tiket Pesawat Melebihi Batas Atas Jelang Lebaran 2024
Minggu, 17 Maret 2024 | 13:21 WIB
Ayos Carlos / NF
Ilustrasi pesawat Garuda Indonesia. (B Universe Photo/Mohammad Defrizal)
Jakarta, Beritasatu.com - Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Persero, Tbk Irfan Setiaputra buka suara terkait pernyataan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) yang menilai tujuh maskapai termasuk Garuda Indonesia menetapkan harga tiket pesawat melebihi batas atas setiap tahunnya menjelang libur Idulfitri.
Seperti diketahui, dalam pernyataan resminya beberapa hari lalu, KPPU menyebutkan tujuh maskapai termasuk Garuda Indonesia di dalamnya telah melakukan pelaporan ke KPPU terlebih dahulu sebelum mengambil kebijakan menaikkan harga tiket kepada konsumen.
Hal ini sesuai Putusan Kasasi Mahkamah Agung Nomor 1811 K/Pdt.Sus-KPPU/2022 pada tahun 2023.
Irfan mengatakan, setiap kenaikan tarif maskapai, pihaknya telah mengikuti aturan regulator atau pemerintah untuk menetapkan tarif batas bawah maupun atas.
Artinya, maskapai berkode saham GIAA di lantai bursa efek ini telah berkomitmen dalam menentukan tarif kepada konsumen.
"Kita komitmen dalam menentukan tiket pesawat, harga sesuai aturan pemerintah," kata Irfan saat dihubungi Beritasatu.com, Minggu (17/03/2024).
Irfan menambahkan, pihaknya juga komitmen untuk datang memenuhi undangan ke pihak berwenang apabila tarif yang ditetapkan Garuda Indonesia melanggar aturan di lapangan.
"Kalau dipanggil pasti kita (Garuda Indonesia) menghadap otoritas," ujarnya
Sebelumnya, KPPU telah membuktikan bahwa tujuh maskapai tersebut secara bersama-sama hanya menyediakan tiket subclass dengan harga yang tinggi. Kemudian, tidak membuka penjualan beberapa subclass harga tiket rendah.
Hal ini mengakibatkan terbatasnya pilihan konsumen untuk mendapatkan tiket dengan harga yang lebih murah.
Selain itu, tujuh maskapai tersebut juga sama-sama meningkatkan pembatalan penerbangan yang dilakukan setelah aksi kartel terjadi untuk menurunkan pasokan tiket pesawat. Menurutnya, kesamaan perilaku dari tujuh maskapai ini sangat efisien dalam mendistorsi kinerja pasar.
Simak berita dan artikel lainnya di
Google News
Ikuti terus berita terhangat dari Beritasatu.com via whatsapp
Bagikan
Komentar
Posting Komentar