Hotman Bantu Orang Tua Santri Tewas di Jambi: Autopsi Ada Benda Tumpul
Sabtu, 16 Mar 2024 11:00 WIB
Pengacara kondang Hotman Paris memberikan bantuan hukum kepada orang tua santri berinisial AH (13) yang menjadi korban meninggal di Kabupaten Tebo, Jambi. (Foto: ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah)
--
Pengacara kondang Hotman Paris memberikan bantuan hukum kepada orang tua santri berinisial AH (13) yang menjadi korban meninggal di suatu pondok pesantren di Kabupaten Tebo, Jambi.
Kedua orang tua korban menemui Hotman ke kedai Kopi Joni di wilayah Kelapa Gading, Jakarta Utara.
"Tim Hotman 911 memberikan bantuan hukum! Anakya meninggal di Pesantren Jambi! Datang temui Hotman 911 di Kopi Joni," tulis Hotman dalam video yang dibagikan di Instagramnya @hotmanparisofficial pada Sabtu (16/3).
Dalam video itu, Hotman menyampaikan lima hari setelah korban meninggal dunia dilakukan penggalian kubur dan autopsi terhadapnya.
Proses penggalian kubur dan autopsi itu dihadiri langsung oleh penyidik dari aparat kepolisian setempat. Hasil dari proses tersebut menunjukkan kematian korban disebabkan oleh benda tumpul.
"Sementara pihak pesantren mengatakan karena apa? Kesengat listrik," ucap dia.
Pada unggahan sebelumnya, ayah AH menerima jenazah anaknya dari ponpes. Ia melihat sejumlah luka di sekujur tubuh anaknya.
"Saya membawa jenazah anak saya ke RSUD Sultan Thaha Syaifudin untuk dilakukan visum, pada saat dilakukan visum saya mendampingi dan melihat jenazah anak saya tersebut terdapat luka pada bagian bibir dan mengeluarkan darah dari mulut," tulis surat yang dibagikan Hotman.
"Dan di siku tangan kanan terdapat luka. Kemudian terdapat luka melepuh di bagian jari tangan dan kaki dan setelah dimiringkan badan jenazah kemudian mengeluarkan air seni," imbuhnya.
Hotman lantas meminta kepada Kapolda dan Propam Polda Jambi untuk turun tangan langsung menyelidiki kasus tersebut.
Sempat Telepon Sebelum Meninggal
Melansir Detik Sumbagsel, pada hari yang sama saat ia meninggal dunia, AH sempat menelepon orang tuanya mengaku akan memberikan kejutan.
Melalui sambungan telepon AH tidak menceritakan ada masalah di ponpes. Orang tua pun tak menaruh curiga.
"Saya ada kejutan kata anaknya. Kejutan apa? Mungkin bapaknya merasa kejutan dia dapat nilai (bagus) atau apa. Jadi nggak dihiraukan sama bapaknya," ujar pengacara korban dari Tim Hotman Paris, Orde Prianata mengutip Detik.
Namun, pada malam harinya sang ayah diberitahu tetangganya melalui telepon kalau ada santri yang meninggal dunia.
Ayah korban pun terkejut mencari tahu dengan menghubungi guru korban, namun berulang kali teleponnya tidak diangkat. Tak lama, guru korban menelepon memberi kabar bahwa anaknya meninggal dunia di loteng gedung pesantren.
"Setelah itu ada gurunya yang lain menelpon bahwa anaknya meninggal dunia, sudah dimandikan dan dikafani nanti diantar ke rumah duka, begitu," katanya.
(mnf/asa)
Komentar
Posting Komentar