Klaim Sesat Sebut Evakuasi WNI di Gaza Sukses Usai Indonesia Serahkan Daftar ke Israel
Jakarta: Proses evakuasi
WNIdari
Gazabukanlah hal mudah.
Kementerian Luar Negeri RIbekerja keras, berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Mesir dan Qatar.
“Menlu (Retno Marsudi) menggunakan kedekatan pribadi dengan Menlu Qatar dan Mesir untuk memastikan WNI yang dievakuasi sudah masuk ke dalam list (daftar evakuasi),” kata Juru Bicara Kemenlu RI Lalu Muhamad Iqbal, dalam pernyataan singkat di Whatsapp, Kamis, 7 Maret 2024.
Prosesnya memang sulit harus ada persetujuan dari berbagai pihak untuk dapat mengeluarkan WNI. Perlu izin juga dari berbagai pihak untuk bisa masuk daftar evakuasi.
Proses evakuasi ini dibagi dalam dua tim. Tim Jakarta di bawah komando Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia (PWNI dan BHI) Judha Nugraha, dan Tim evakuasi KBRI Kairo serta Yordania.
Judha bertugas untuk melakukan komunikasi dengan semua pihak. Tim evakuasi KBRI Kairo juga terus bekerja keras dengan harapan sewaktu-waktu pintu perbatasan dibuka dan evakuasi dapat dilakukan.
Upaya evakuasi memang sempat maju mundur karena melihat situasi di lapangan. Israel kala itu terus membombardir wilayah Gaza utara, tempat seorang WNI dan keluarganya, Abdillah Onim berada.
Pada 3 November, Abdillah Onim dan keluarganya berhasil dievakuasi. Proses evakuasi memakan waktu lama karena harus ada persetujuan dulu, karena kala itu, pihak Israel tidak memperbolehkan ada warga Palestina keluar dari wilayah Gaza.
Proses evakuasi makan waktu
Dalam proses evakuasi ini, Mesir dan Qatar termasuk di antara negara yang membantu proses evakuasi WNI dari Gaza. Iqbal mengatakan, Pemerintah Indonesia sangat menghargai dukungan tersebut.Iqbal menjelaskan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sebelumnya berkomunikasi langsung secara intensif dengan semua pihak yang memiliki aset di Gaza.
Kemudian proses evakuasi keluarga Muhammad Hussein berkali-kali sempat gagal karena masalah administrasi yang mengharuskan mereka kembali ke rumah. Namun, pemerintah Indonesia, kata Menlu Retno saat itu, akan terus berupaya untuk mengevakuasi keluarga WNI tersebut.
Lebih dari seminggu berselang usai evakuasi Abdillah Onim dan keluarga, akhirnya Muhammad Hussein dan keluarganya akhirnya berhasil dievakuasi dari Jalur Gaza bagian selatan pada hari Minggu, 12 November 2023.
Menlu Retno mengatakan, proses evakuasi satu keluarga WNI ini memakan waktu cukup lama. Sempat terjadi beberapa masalah, termasuk nama Hussein yang tidak ada di dalam daftar.
Alhasil, tim evakuasi pun berusaha keras memasukkan nama tersebut ke dalam daftar, suatu proses yang memakan waktu sangat panjang. Saat namanya masuk daftar pun, evakuasi belum dapat dilakukan karena pintu perbatasan Gaza tidak dibuka dengan berbagai alasan situasi di lapangan.
Proses panjang ini sekali lagi menunjukkan bahwa proses evakuasi individu dari Gaza, termasuk WNI, sangat tidak mudah. Namun, tim evakuasi Pemerintah RI terus melakukan upaya secara maksimal.
Sebulan berselang, seorang WNI yang merupakan relawan MER-C bisa dievakuasi setelah melalui berbagai proses juga. Semua proses evakuasi melalui perbatasan Rafah Mesir.
Saat ini, masih ada dua relawan MER-C di Gaza. Keduanya memang memilih tetap berada di sana untuk menjalankan misi kemanusiaan.
Proses evakuasi WNI dari Gaza kembali mendapat sorotan usai media Israel, Jewish Insider kembali membuat heboh dengan berita mereka terkait evakuasi para warga negara Indonesia (WNI) dari Gaza. Media itu memberitakan, seolah-olah proses evakuasi WNI dari Gaza menjadi langkah awal kerja sama Indonesia dan Israel.
Kementerian Luar Negeri RI menyebutkan, proses evakuasi WNI merupakan kewajiban negara dan prioritas politik luar negeri Indonesia.
“Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya, dalam proses evakuasi WNI dari Gaza, Kemlu berkomunikasi dan berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan keselamatan WNI,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Lalu Muhamad Iqbal dalam pernyataannya, Kamis, 7 Maret 2024.
“Proses evakuasi ini sepenuhnya misi kemanusiaan yang tidak ada kaitannya dengan isu normalisasi hubungan atau isu politik apapun,” lanjut Iqbal.
Ia menambahkan, dalam proses evakuasi tersebut, Indonesia tidak hanya bekerja sama dengan satu pihak, termasuk sejumlah organisasi sipil.
“Dan kita tidak tanya satu-satu apa kewarganegaraan personilnya,” tutur Iqbal.
Ia menegaskan, selama ini posisi Indonesia mengenai Palestina sudah sangat jelas. “Posisi politik Indonesia mengenai Palestina sudah tegas, jelas dan konsisten yaitu memperjuangkan kemerdekaan Palestina,” pungkasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
(FJR)
Komentar
Posting Komentar