Laba Raksasa Minyak Arab Saudi Anjlok 25 Persen, Ini Sebabnya Halaman all - Kompas

 

Laba Raksasa Minyak Arab Saudi Anjlok 25 Persen, Ini Sebabnya Halaman all - Kompas

NEW YORK, KOMPAS.com - Raksasa minyak Arab Saudi, Saudi Aramco, melaporkan penurunan laba 24 persen menjadi 121,3 miliar dollar AS sepanjang tahun 2023 lalu. Angka ini setara sekitar Rp 1.885 triliun (kurs Rp 15.541 per dollar AS), turun dibandingkan 161,1 miliar dollar AS pada 2022.

Selain itu, Aramco juga mengumumkan peningkatan pembayaran dividen meskipun terdapat hambatan ekonomi.

Dikutip dari CNBC, Minggu (10/3/2024), Aramco menaikkan dividen dasar untuk kuartal IV sebesar 4 persen menjadi 20,3 miliar dollar AS, dan menaikkan dividen terkait kinerja sebesar 9 persen menjadi 10,8 miliar dollar AS.

Baca juga: Harga Minyak Meroket, Saudi Aramco Raup Laba Rp 1.573 Triliun

Ilustrasi kilang minyak milik Saudi Aramco.

Lihat Foto

Dengan demikian, total pembayaran dividen Aramco adalah sebesar 31 miliar dollar AS atau setara sekitar Rp 481,7 triliun.

Meski mengalami penurunan, capaian tersebut masih merupakan rekor laba bersih tertinggi kedua bagi Aramco, jauh melampaui profitabilitas perusahaan-perusahaan sejenis di dunia.

“Penurunan (laba) secara tahunan ini dapat disebabkan oleh lebih rendahnya harga minyak mentah dan volume penjualan, serta berkurangnya margin penyulingan dan bahan kimia, yang sebagian diimbangi oleh penurunan royalti produksi sepanjang tahun dan lebih rendahnya pajak penghasilan dan zakat,” kata Aramco dalam pernyataannya.

Aramco mengatakan total pendapatan juga turun 17 persen menjadi 440,88 miliar dollar AS. Angka tersebut turun dari 535,19 miliar dollar AS pada tahun 2022 lalu.

Baca juga: Saudi Aramco Cetak Pertumbuhan Pendapatan Hingga 158 Persen

“Ini adalah tahun di mana permintaan minyak global mencapai rekor tertinggi meskipun terjadi gejolak geopolitik, hambatan ekonomi, dan tekanan inflasi,” ujar CEO Aramco Amin Nasser.

Ilustrasi perusahaan minyak Arab Saudi, Saudi Aramco.

Lihat Foto

“Kami memperkirakan pasar minyak global akan tetap sehat selama sisa tahun ini, dan kami memperkirakan pasar tersebut akan cukup kuat dengan pertumbuhan sekitar 1,5 juta barrel,” tambah Nasser.

Arab Saudi memimpin negara-negara OPEC+ pada pekan lalu dalam keputusan untuk memperpanjang pengurangan produksi minyak secara sukarela hingga akhir Juni 2024.

Laporan kinerja keuangan Aramco diumumkan setelah pemerintah Arab Saudi mengumumkan pengalihan saham Aramco sebesar 8 persen ke PIF atau Dana Investasi Publik Arab Saudi.

Baca juga: Fasilitas Saudi Aramco Dirudal, Harga Minyak Mentah Tembus Level 70 Dollar AS

Pengalihan saham ke PIF merupakan salah satu transaksi terbesar yang dilakukan Aramco sejak pencatatan sahamnya, dan akan memungkinkan PIF mendapatkan keuntungan dari kebijakan pembayaran dividen besar Aramco.

Pengalihan saham “tidak mengubah apa pun,” kata Direktur Keuangan Aramco Ziad Al-Murshed dalam laporan pendapatan.

“Kami sehat dan tidak perlu menerbitkan ekuitas baru,” ujarnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya