Profil Hassan Nasrallah, Bos Hizbullah yang Pernah Kalahkan Israel
Jumat, 15 Mar 2024 17:00 WIB
Nama Hassan Nasrallah kembali menjadi sorotan setelah kelompoknya, Hizbullah, di Lebanon ikut-ikutan melancarkan serangan ke Israel sejak Oktober lalu. (AFP/HAITHAM MUSSAWI)
--
Nama Hassan Nasrallah kembali menjadi sorotan setelah kelompoknya, Hizbullah, di Lebanon ikut-ikutan melancarkan serangan ke Israel sejak Oktober lalu.
Serangan Hizbullah ke Israel bentuk pembelaan terhadap warga Palestina di Jalur Gaza yang hingga kini digempur habis-habisan oleh tentara Zionis imbas peperangannya dengan Hamas.
Hassan Nasrallah merupakan pemimpin Hizbullah dan digadang-gadang menjadi dalang yang membantu Hamas melancarkan serangan ke Israel pada 7 Oktober lalu. Imbas bantuan Hizbullah, milisi Hamas memang berhasil menyusup masuk ke perbatasan Israel dan melancarkan serangan hingga penyanderaan.
Serangan Hamas itu menjadi pematik agresi brutal Israel ke Jalur Gaza hingga hari ini telah menewaskan lebih dari 31.400 jiwa.
Siapakah Hassan Nasrallah dan bagaimana kiprahnya?
Pria kelahiran 1960 berasal dari sebuah keluarga aliran Syiah di Bourj Hammoud, Lebanon. Ayahnya merupakan seorang pengusaha toko kelontong kecil.
Sejak kecil Nasrallah sudah mempelajari Islam dan digambarkan sebagai murid luar biasa yang mengabdi pada agama.
Namun sejak perang sipil di Lebanon pecah pada 1975 mengharuskan ia dan keluarganya melarikan diri ke selatan di Beirut.
Dilansir dari Britannica, ia juga pernah bergabung dengan gerakan Amal, kelompok paramiliter Syiah Lebanon yang memiliki hubungan Iran dengan Suriah. Sejak saat itu, ia mulai memperdalam ilmu Syiah hingga berjuang bersama kelompok tersebut.
Namun, invasi Israel ke Lebanon pada 1982 membuat dirinya keluar dari Amal dan bergabung dengan Hizbullah untuk memperdalam ilmu dan perjuangannya.
Kiprahnya dalam kepemimpinan paramiliter tersebut membuat dirinya mendapatkan jabatan yang lebih tinggi pada 1980. Lalu, ia pergi ke Iran untuk melanjutkan pendidikan agamanya di Qom dan kembali berperang di Lebanon pada tahun 1989.
Setelah Sheikh Abbas Al-Mussawi, pemimpin Hizbullah terbunuh dalam serangan rudal Israel. Dirinya diangkat menjadi Sekretaris Jendral Hizbullah.
Nasrallah mempunyai karisma dan pesona yang halus. Hal tersebut membuat dirinya kerap menjadi panutan oleh beberapa anggota Hizbullah.
Dalam kepemimpinannya, Hizbullah mengembangkan jaringan program kesejahteraan sosial hingga berhasil menarik simpati masyarakat luas. Israel menganggap Hizbullah sebagai lawan yang serius di wilayah Lebanon Selatan.
Kiprah Politik
Dirinya menjadi sorotan oleh negara Barat setelah memimpin Hizbullah. Ia sempat bernegosiasi dengan AS mengenai gencatan senjata terhadap serangan Israel.
Namun, negosiasi tersebut tidak membuahkan hasil secara signifikan.
Hingga pada suatu serangan Hizbullah terhadap militer Israel terbukti menjadi faktor penting dan mendorong Israel untuk menarik diri dari Lebanon Selatan pada 2000.
Hal itu memperkuat posisinya dalam politik nasional yang membuat dirinya mendapatkan beberapa pujian.
"Saya tidak percaya negara Israel sebagai negara hukum karena negara ini didirikan berdasarkan pendudukan," ujar Nasrallah seperti dikutip dari Al Jazeera.
Kiprah politiknya juga terlihat saat ia dan Hizbullah menuntut kursi lebih di parlemen pada 2006. Ia dengan sekutu politiknya mengorganisir aksi protes di seluruh Lebanon selama setahun.
Hingga pada November 2007 ia melakukan boikot untuk menghalangi Majelis Nasional dalam keputusannya memilih presiden baru, hingga jabatan tersebut dibiarkan kosong.
(val/rds)
Komentar
Posting Komentar