Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

Sebab Kepala Bayi Mukaromah Tertinggal di Rahim saat Persalinan Kata Dinkes, Keluarga Lapor Polisi - Tribunnews

 Sebab Kepala Bayi Mukaromah Tertinggal di Rahim saat Persalinan Kata Dinkes, Keluarga Lapor Polisi

muslimah

TRIBUNJATENG.COM - Video seorang ibu yang kepala bayinya tertinggal di dalam rahim, viral.

Mukarromah, ibu tersebut menceritakan peristiwa yang dialaminya.

Ia dan keluarganya memutuskan melaporkan peristiwa yang dialaminya ke polisi

Baca juga: Viral Kepala Bayi Putus dan Tertinggal di Rahim saat Persalinan, Ini Penjelasan Dinkes Bangkalan

Baca juga: Cara Pria Ini Buktikan Keperkasaan ke Istri Sungguh Terlalu, 5 Tahun Anak Tirinya Jadi Korban

Diketahui, kasus kepala bayi tertinggal di dalam rahim ini terjadi setelah Mukarromah melahirkan di Bangkalan, Jawa Timur, pada Selasa (5/3/2024).

Saat itu, Mukarromah mendapati bayinya sudah tidak dalam keadaan bernyawa.

Tidak itu saja, kepala bayinya pun putus dan tertinggal di dalam rahim.

Mukarromah mengatakan, dirinya sempat meminta rujukan ke rumah sakit karena enggan melahirkan di Puskesmas Kedungdung.

Tetapi, Mukarromah mengaku mendapatkan ancaman dari pihak puskesmas.

"Saya enggak mau dilayani di sana, saya mau minta rujuk aja," kata Mukarromah, dikutip dari tayangan Kompas TV, Selasa (12/3/2024).

"Saya ditakut-takuti, 'Kamu itu nanti di perjalanan kalau ada apa-apa, bidan sini enggak mau tahu ya,' gitu," tambahnya.

"'Kamu enggak bakalan operasi, kamu bakalan dipaksa pakai tangan juga gitu,'" kenang Mukarromah.

Setelah beradu argumen, Mukarromah tetap kekeh dirinya meminta rujukan ke rumah sakit.

Namun, dirinya tetap diminta untuk melahirkan di puskesmas tersebut dengan dibawa ke ruang persalinan.

Merasa tidak kuat mendorong bayi keluar dari rahimnya, Mukarromah akhirnya dibawa ke RSIA Glamour Husada.

Sayangnya, nyawa bayi itu tidak tertolong.

Lalu, Mukarromah mendapat tindakan operasi untuk mengeluarkan kepala bayi yang tertinggal di dalam rahimnya.

Akibat peristiwa ini, pihak keluarga pun melaporkan Puskesmas Kedungdung ke polisi.

Dinkes Sebut Sudah Meninggal 2 Minggu

Dilansir dari TribunJatim, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bangkalan, Nur Chotibah mengungkapkan, pihaknya telah melakukan audit pada Jumat (8/3/2024).

Audit tersebut dihadiri dokter spesialis kandungan (Sp.OG) RSUD Syamrabu Bangkalan dan RS Glamour Surabaya, Kepala Puskesmas Kedungdung, bidan, hingga Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

"Hasil audit tim yakni IUFD (Intrauterine Fetal Death) atau bayi meninggal dalam kandungan kurang lebih 2 minggu," ungkap Nur kepada TribunMadura, Senin (11/3/2024) malam.

"Umur kehamilan 45 minggu, lewat sekitar 4-5 minggu dari HPL (Hari Perkiraan Lahir)," tambahnya.

Kronologi Kejadian

Nur Chotibah menjelaskan, pasien bersangkutan datang ke Puskesmas Kedungdung pada Selasa (5/3/2024) dan menyarankan agar dirujuk ke rumah sakit karena sudah pembukaan 4.

Nur mengatakan, rekam jejak komunikasi antara pihak puskesmas dengan RSUD Syamrabu masih disimpan.

Dengan berjalannya waktu, lanjutnya, dari pembukaan 4 langsung ke pembukaan 6 dan langsung pembukaan lengkap.

Hal itu disebut Nur tergolong cepat, dari pembukaan 4 ke pembukaan lengkap bahkan hingga muncul bagian terendah yang sudah nampak di jalan lahir.

"Maka ditolonglah karena sudah di jalan lahir. Di satu sisi kami sudah berkomunikasi dengan pihak rumah sakit," tuturnya.

"Posisi bokong duluan, di samping itu tensi ibunya 180/100 disebut dengan istilah medis Pb atau keracunan kehamilan," lanjutnya.

Nur mengatakan, berat badan bayi kala itu seberat 1 kilogram karena memang bayi tidak mengalami perkembangan secara normal.

Hal itu akibat ibu menderita Pb dan pihak dokter sudah menyatakan bahwa bayi itu IUFD selama dua minggu dalam kandungan.

"Kondisi bayi saat di luar, kulit sudah mengelupas semua karena sudah meninggal dunia dalam kandungan," beber Nur.

"Memang ada dorongan sesuai teknis SoP, ibu ngeden secara pelan, kepala tertinggal itu karena IUFD, tidak ada pengaruh lain," tambahnya.

Disinggung terkait kronologis hingga kepala bayi tertinggal di dalam rahim, Nur menjelaskan, hal itu terjadi setelah proses bokong keluar dilanjutkan bahu keluar sesuai teknis SOP.

"Nah disitulah lepas (kepala) karena, maaf, perkiraan kami sudah dua minggu meninggal dunia di dalam kandungan," tuturnya.

"Terjadi maserasi atau kulit-kulit sudah mengelupas dan (tubuh) rapuh," tandasnya. ( Kompas )

Posting Komentar

0 Komentar