Terlalu Lelah Berperang dengan Hamas, Banyak Tentara Israel Pilih Mengundurkan Diri
Banyak tentara Israel memilih mengundurkan diri karena stres dan perang yang terlalu lama dengan Hamas. Foto/Reuters
- Sebuah laporan
Israelmengungkapkan sejauh mana penderitaan yang dialami tentara pendudukan di Jalur Gaza lima bulan setelah perang dimulai. Banyak tentara Israel yang stres karena lelah berperang melawan Hamas memilih mengundurkan diri.
Situs web Walla Israel mengungkapkan bahwa anggota tentara pendudukan di Jalur Gaza kadang-kadang mengundurkan karena krisis pangan dan tempat untuk tidur.
“Banyak dari mereka tidak dapat menanggung tekanan psikologis dan meninggalkan militer," demikian laporan Walla Israel, dilansir Middle East Monitor.
Laporan tersebut menyatakan bahwa para anggota yang ditugaskan untuk mengemudikan buldoser dan kendaraan bekerja tanpa masalah berarti pada awal pertempuran darat, namun setelah sekitar lima bulan, mereka diberhentikan karena berbagai alasan termasuk alat peledak dan ranjau yang ditanam oleh perlawanan.
Tentara pendudukan mengumumkan pada hari Jumat bahwa jumlah perwira dan tentara yang tewas sejak awal perang di Gaza telah meningkat menjadi 582 orang, termasuk 242 orang sejak dimulainya invasi darat.
Sebelumnya, setidaknya 1.600 tentara Israel telah mengalami gejala sengatan peluru sejak Israel memperluas serangan daratnya di Jalur Gaza pada 27 Oktober 2023.
Data yang diperoleh situs berita Walla menunjukkan bahwa 76% prajurit tersebut kembali ke medan perang setelah mendapat perawatan awal di lapangan.
Namun, hampir 1.000 tentara tidak mengalami kemajuan dan memerlukan rehabilitasi lebih lanjut di pusat-pusat militer.
"Sekitar 250 tentara Israel diberhentikan dari dinas karena mereka terus menderita gejala stres berkepanjang akibat perang," kata Walla.
Menurut portal berita tersebut, sekitar 3.475 tentara yang terluka telah dirawat di pusat rehabilitasi tentara sejak pecahnya konflik Gaza pada 7 Oktober.
Israel telah melancarkan serangan udara dan darat di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok perlawanan Palestina Hamas pada 7 Oktober.
Lihat Juga: Kapal Perang Rusia Unjuk Gigi di Timur Tengah, Ada Apa?
(ahm)
Komentar
Posting Komentar