Ternyata Ini Orang yang Diizinkan Israel Salat Tarawih di Masjidil Aqsa - insertlive

 

Ternyata Ini Orang yang Diizinkan Israel Salat Tarawih di Masjidil Aqsa

INSERTLIVE | Insertlive
Selasa, 12 Mar 2024 15:30 WIB
Masjidil Aqsa
Ternyata Ini Orang yang Diizinkan Israel Salat Tarawih di Masjidil Aqsa / Foto: Andik Setiawan/d'Traveler
Jakarta, Insertlive -

Pasukan tentara Israel menyerang ratusan jamaah Palestina yang tengah berjalan menunju ke kompleks Masjidil Al-Aqsa di kota al-Quds dan Tepi Barat untuk melaksanakan salat Tarawih.

Melansir dari berbagai sumber, seorang saksi mata menyatakan bahwa pasukan tentara Israel menahan warga Palestina di gerbang Masjidil Al-Aqsa dan menghalangi akses mereka ke sana.

Kini, Israel telah memberlakukan pembatasan terhadap para pemuda Palestina untuk memasuki Masjidil Al-Aqsa untuk melakukan salat Tarawih. Mereka hanya mengizinkan wanita berusia di atas 40 tahun untuk masuk.

ADVERTISEMENT

Tidak hanya itu, Israel juga mengeluarkan puluhan perintah deportasi untuk warga Palestina di Al-Quds yang melaksanakan salat di bulan suci Ramadan.

Dilarangnya warga Palestina untuk salat di Masjidil Al-Aqsa membuat Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf ikut bersuara.

Ia menekankan agar pemerintah Israel agar membuka Masjidil Aqsa bagi umat Muslim di Palestina sehingga umat Islam bisa beribadah di sana selama bulan Ramadan.

"Kami juga meminta dengan sungguh-sungguh pada penguasa Israel untuk membuka akses Masjidil Aqsa untuk beribadah selama Ramadan ini," kata pria yang akrab disapa Gus Yahya dalam keterangan persnya di Gedung PBNU melansir dari Detikcom, Sabtu (9/3)

"Karena sudah beberapa waktu ini Masjidil Aqsa ditutup aksesnya dari umat Islam yang ingin beribadah ke sana," sambungnya.

Berbagai cara sudah dilakukan oleh Gus Yahya untuk mencegah adanya larangan terhadap rakyat Palestina melakukan ibadah di Masjidil Aqsa.

Namun, Gus Yahya menilai bahwa situasi masih sangat sulit. Bahkan pihak yang terlibat pun mengabaikan suara masyarakat internasional.

"Kami khawatir malapetaka yang sedang berlangsung cenderung menjadi status quo, karena semua suara masyarakat internasional sama sekali tidak didengar dan diabaikan oleh mereka yang terlibat di dalam bencana Palestina ini," tegasnya.

Maka dari itu, Gus Yahya berharap komunitas internasional, termasuk pemerintah Indonesia, terus mengambil inisiatif diplomatik guna mengatasi kebuntuan bencana yang sedang berlangsung.

(nap/nap)

Komentar

Baca Juga

Arenanews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsiin

Opsitek