Warga Gaza Mulai Puasa, Gencatan Senjata Masih Belum Diputuskan
Warga di Gaza, Palestina mulai menjalani puasa Ramadan pada Senin (11/3) di tengah agresi Israel. Namun, perundingan gencatan senjata masih belum diputuskan.
Gencatan senjata masih terus diupayakan oleh mediator Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir dalam beberapa hari terakhir.
Baru-baru ini, Kepala Badan Intelijen AS (CIA) William J Burns berbicara dengan kepala intelijen Mesir Abbas Kamel dan Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani.
Burns juga mengadakan pertemuan rahasia dengan kepala badan intelijen Israel Mossad, David Barnea, di Yordania. Namun, tak jelas pertemuan-pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan atau tidak.
Usai pertemuan itu, Israel justru menyalahkan Hamas yang dianggap tak tertarik ke kesepakatan tersebut.
"Di tahap ini, Hamas memperkuat posisinya seperti pihak yang tak tertarik dengan kesepakatan dan berusaha mengobarkan wilayah tersebut selama Ramadan dengan mengorbankan penduduk Palestina di Jalur Gaza," demikian menurut Israel, dikutip New Arab, Senin (10/3).
Israel dan AS mendesak Hamas untuk menerima usulan gencatan senjata selama enam pekan dan pembebasan setidaknya setengah sandera atau sekitar 100 orang.
Hamas sebelumnya menyalahkan Israel karena menunda perundingan gencatan senjata. Di perundingan pekan lalu, Israel tak mengirim delegasi ke Kairo.
Mereka juga menolak permintaan Hamas yang ingin agresi Israel benar-benar berakhir dan menarik seluruh pasukan dari Palestina.
"Kami tak ingin perjanjian yang tak mengakhiri perang di Gaza," kata ketua Hamas Ismail Haniyeh pada Minggu, dikutip Reuters.
Dia lalu berujar, "Musuh masih menolak memberi jaminan dan komitmen yang jelas mengenai isu gencatan senjata dan menghentikan perang agresif terhadap rakyat kami".
Di kesempatan itu, Haniyeh juga menegaskan Hamas siap untuk negosiasi lanjutan membahas gencatan senjata.
Israel melancarkan agresi ke Palestina sejak 7 Oktober. Mereka juga mendeklarasikan perang melawan Hamas.
Imbas agresi itu, lebih dari 31.000 warga di Palestina meninggal dan ratusan ribu rumah warga hancur.
Gencatan senjata yang masih belum diputuskan membuat warga Gaza menjalani ibadah puasa di bawah bayang-bayang serangan Israel.
Terlebih, pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sempat menyatakan akan menyerang Rafah, Gaza selatan selama Ramadan.
Komentar
Posting Komentar