Warga Papua yang Videonya Viral Disiksa Orang Mengenakan Atribut Militer Meninggal Dunia - Beritasatu
Warga Papua yang Videonya Viral Disiksa Orang Mengenakan Atribut Militer Meninggal Dunia
Sabtu, 23 Maret 2024 | 19:24 WIB
Sevianto Pakiding / HE
Warga Papua yang videonya viral disiksa sejumlah oknum anggota TNI di wilayah Kabupaten Puncak, Papua Tengah, dilaporkan meninggal dunia setelah sempat dibawa ke rumah sakit. (istimewa)
Timika, Beritasatu.com - Warga Papua yang videonya viral disiksa sejumlah orang yang mengenakan atribut militer di wilayah Kabupaten Puncak, Papua Tengah, dilaporkan meninggal dunia setelah sempat dibawa ke rumah sakit.
Hasil verifikasi Amnesty International Indonesia menyebutkan, peristiwa kekerasan itu terjadi pada 3 Februari 2024. Tiga orang pemuda Papua diduga berafiliasi dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB), lalu disiksa sejumlah orang yang mengenakan atribut militer.
"Korban sempat dibawa ke rumah sakit, tetapi salah satu di antaranya, yaitu korban yang berada dalam video, akhirnya meninggal dunia," kata Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid, Sabtu (23/3/2024).
Para terduga pelaku tergabung dalam Satgas Pengamanan Perbatasan yang bertugas melakulan patroli di wilayah kabupaten Puncak, Papua Tengah. Namun, masa penugasan mereka telah berakhir dan kembali ke markasnya di Cianjur, Jawa Barat.
Menurut Usman, perbuatan para pelaku merupakan penyiksaan sangat kejam, sadiss dan tidak manusiawi. Menurutnya, tindakan semacam ini sama sekali tidak dibernarkan dengan alasan apapun, sekalipun korban adalah pelaku kejahatan.
"Ini sungguh merusak naluri keadilan, menginjak-injak perikemanusiaan. Tidak seorangpun di dunia ini, termasuk di Papua, boleh diperlakukan tidak manusiawi, apalagi sampai menimbulkan hilangnya nyawa," tandasnya.
Usman kecewa adanya pernyataan bantahan Pangdam Cendrawasih atas kejadian itu. Menurutnya, bantahan tersebut terkesan menutupi sebuah kejahatan luarbiasa.
"Reaksi ini bisa membuat bawahan merasa dilindungi atasan saat terlibat kejahatan," ujar Usman.
Amnesty mendesak dibentuknya tim gabungan pencari fakta untuk mengusut kejadian ini secara transparan, imparsial, dan menyeluruh.
"Harus ada refleksi tajam atas penempatan pasukan keamanan di Tanah Papua yang selama ini telah menimbulkan jatuhnya korban, baik orang asli papua, non Papua, termasuk aparat keamanan sendiri," pungkasnya.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen R Nugraha Gumilar membenarkan para pelaku penyiksaan merupakan oknum prajurit TNI dan saat ini tengah menjalani proses pemeriksaan.
Simak berita dan artikel lainnya di
Google News
Ikuti terus berita terhangat dari Beritasatu.com via whatsapp
Bagikan
Komentar
Posting Komentar