Jepang Akhirnya Tayangkan Film Oppenheimer dengan Banyak Peringatan
Jakarta, Beritasatu.com - Film Oppenheimer akhirnya bisa tayang di Jepang. Padahal film yang disutradarai oleh Christopher Nolan itu pertama kali dirilis pada Juli 2023.
ADVERTISEMENT
Artinya butuh waktu delapan bulan buat masyarakat Jepang bisa menonton film terbaik Academy Awards 2024 itu langsung di bioskop. Reuters, Sabtu (30/3/2024) menyebutkan sejak awal produsen film Oppenheimer, Universal memang tidak memasukkan Jepang sebagai lokasi penayangan.
Hal itu dilakukan karena film Oppenheimer mengangkat tema yang sangat sensitif yakni bom atom. Diketahui Jepang merupakan satu-satunya negara di dunia yang jadi korban bom atom. Dua kota di negeri matahari itu, Hiroshima dan Nagasaki, merupakan lokasi bom dijatuhkan oleh Amerika Serikat.
Akibat ledakan itu sebanyak 200.000 jiwa meninggal dunia. Pengalaman buruk itu membuat Universal Pictures memilih tidak menayangkan film yang bercerita tentang perjalanan hidup ilmuwan Robert J Oppenheimer membuat bom atom di Jepang.
"Universal Pictures awalnya tidak memasukkan Jepang dalam jadwal rilis global Oppenheimer. Akhirnya diambil alih oleh Bitters End, distributor film independen Jepang dan diberikan tanggal rilis," sebut Reuters.
Bitters End sebagai pihak penayangan berupaya keras agar mereka yang menonton tidak terganggu dengan tema yang dibawa di film Oppenheimer. Mereka memasang beberapa tanda peringatan di film Oppenheimer yang tayang di bisokop. Peringatan itu berupaya adanya gamabr-gambar uji nuklir yang bisa membangkitkan ingatan akan kerusakan yang disebabkan oleh bom.
Masyarakat Jepang memberikan respons beragam mengenai penayangan film Oppenheimer.
Hiroshima Kawai mengatakan film Oppenheimer telah mendapatkan banyak penghargaan dari Academy Awards. Jadi sangat pantas jika film itu kemudian dihadirkan di Jepang.
Hanya saja dia merasa masih banyak luka yang dirasakan oleh masyarakat Jepang dari tragedi bom atom.
"Tetapi film ini juga menggambarkan bom atom dengan cara yang tampak memuji, dan, sebagai orang dengan akar di Hiroshima, saya merasa sulit untuk menontonnya," sambungnya.
Seorang penduduk Hiroshima lainnya, Agemi Kanegae, memiliki perasaan campur aduk setelah akhirnya menonton film tersebut.
"Film tersebut sangat layak ditonton," kata pensiunan 65 tahun itu. "Tetapi saya merasa sangat tidak nyaman dengan beberapa adegan, seperti sidang Oppenheimer di Amerika Serikat di akhir," tegasnya.
Reaksi yang berbeda dilontarkan oleh Rishu Kanemoto, seorang mahasiswa berusia 19 tahun, yang menonton film tersebut pada Jumat.
"Hiroshima dan Nagasaki, tempat bom atom dilemparkan, tentu saja adalah korban," kata Kanemoto.
"Tetapi saya pikir meskipun penemu itu adalah salah satu pelaku, dia juga korban yang terjebak dalam perang," pungkasnya.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News
Ikuti terus berita terhangat dari Beritasatu.com via whatsapp
Komentar
Posting Komentar