Kataib Hizbullah Siap Kirim Roket Taktis hingga Amunisi Lawan Israel
Kamis, 04 Apr 2024 17:00 WIB
Ilustrasi. Proksi Iran Khataib Hizbullah siap kirim senjata ke pasukan di Yordania buat lawan Israel. Foto: REUTERS/KHALED ABDULLAH
Jakarta, CNN Indonesia --
Proksi Iran di Irak, Kataib Hizbullah, menyatakan siap untuk mempersenjatai 12 ribu pejuang di Yordania guna melawan Israel.
Abu Ali al-Askari, pejabat keamanan terkemuka Kataib Hizbullah, mengumumkan pada Senin (1/4) bahwa pihaknya "siap untuk mempersenjatai para pejuang Yordania."
Jika klaim ini benar, artinya ketegangan di Timur Tengah saat ini semakin meluas di tengah agresi Israel di Jalur Gaza Palestina yang masih terus berkecamuk.
Kelompok Perlawanan Islam di Irak, yang diwakili oleh Kataib Hizbullah serta milisi Syiah lainnya, berkomitmen untuk memasok berbagai persenjataan mulai dari senjata ringan dan menengah hingga roket taktis, amunisi, serta bahan peledak.
Mereka berupaya menunjukkan "solidaritas tak tergoyahkan" dengan para pejuang di Palestina melalui pasokan ini.
Pengumuman ini sendiri mencuat saat protes pecah di luar kedutaan besar Israel di Amman, Yordania. Warga protes terhadap agresi Zionis yang tak kunjung usai, terutama selama bulan Ramadan.
Meskipun pemerintah Yordania telah mengupayakan jalur diplomatik untuk menengahi gencatan senjata dan memberikan bantuan ke Gaza, warga masih tak puas.
Mereka lantas mendesak langkah konkret seperti pemutusan "jembatan darat" yang memfasilitasi perdagangan antara Yordania dan Israel.
Al-Askari menekankan pihaknya bakal mengupayakan permintaan warga melalui persetujuan oleh Hamas atau Jihad Islam. Jika disetujui, mereka akan mulai "memotong rute darat yang menghubungkan Yordania dengan entitas Zionis."
Sejumlah analis politik Irak menduga pengaruh Iran kemungkinan besar telah mendorong Kataib Hizbullah mengambil keputusan demikian. Para pengamat menilai tujuan utama Iran yakni mendestabilisasi Yordania atau memanfaatkan pengaruh yang sedang terbentuk dalam dinamika regional.
Kementerian Luar Negeri Irak sejauh ini enggan memberikan komentar.
Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani sementara itu sedang mempersiapkan kunjungan penting ke Amerika Serikat. Ia kemungkinan akan mendiskusikan keamanan di kawasan, khususnya terkait peran milisi yang didukung Iran.
RUDAL: Apa yang 'Boleh dan Tidak Boleh' Dilakukan saat Perang?
(blq/dna)
Komentar
Posting Komentar