Mengulik Sejarah Lebaran Ketupat, Tradisi Masyarakat Jawa di Hari ke-8 Syawal - detik

 Mengulik Sejarah Lebaran Ketupat, Tradisi Masyarakat Jawa di Hari ke-8 Syawal

Cicin Yulianti

Jakarta -

Masyarakat Indonesia yang beragama Islam akan merayakan Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran 2024 pada 1 Syawal 1445 Hijriah. Setelah merayakan Lebaran, sebagian warga pun merayakan Lebaran Ketupat.

Tradisi Lebaran Ketupat dilakukan pada hari ke-8 di bulan Syawal. Tradisi ini menandakan sudah dilakukannya puasa sunnah enam hari pertama di bulan Syawal.

Pada momen Lebaran Ketupat, masyarakat akan makan bersama-sama di musala, masjid, atau lapangan seraya memanjatkan doa. Selain ketupat, hidangan khas pada momen ini adalah lodeh, opor, atau rendang.

Sebenarnya, mulai sejak kapan tradisi ini ada di tengah masyarakat Indonesia? Mengutip laman Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), berikut adalah sejarah dari tradisi Lebaran Ketupat. Simak yuk!

Lebaran Ketupat sudah diperkenalkan sejak masa Kesultanan Demak pada abad ke-16 M. Sejak saat itu, tradisi Lebaran Ketupat masih dijalankan hingga saat ini.

Dahulu, Lebaran Ketupat menjadi salah satu cara dalam menyebarkan agama Islam di Nusantara, khususnya di Pulau Jawa. Tradisi ini sangat erat dengan salah satu Walisongo yakni Sunan Kalijaga.

Sunan Kalijaga memperkenalkan dua istilah yakni Bakda Lebaran dan Bakda Kupat. Bakda mempunyai arti setelah, sehingga dua tradisi tersebut dilakukan setelah lebaran.

Pada masa Walisongo, Lebaran Ketupat dirayakan bersamaan dengan tradisi selamatan. Hingga saat ini, tradisi ini masih diyakini masyarakat sebagai cara bersyukur kepada Tuhan dan wadah silaturahmi setelah Idul Fitri.

Makna Lebaran Ketupat

Kata ketupat sendiri berasal bahasa Jawa yakni papat yang artinya empat dan berkaitan dengan rukun Islam ke-4 yakni puasa. Adapun kata lainnya yakni, kupat berarti laku papat yang artinya empat tindakan.

Empat tindakan tersebut yakni lebaran, luberan, leburan, dan laburan. Lebaran artinya usai atau berakhirnya bulan Ramadan.

Kemudian, luberan berarti melimpah dan bermakna saling berbagi rezeki kepada sesama. Lalu, leburan berarti melebur atau menghilangkan dosa yang ditunjukkan lewat tindakan meminta maaf dan memberi maaf.

Terakhir adalah laburan yang berarti kapur untuk memutihkan dinding rumah. Makna dari kapur ini adalah manusia harus senantiasa menjaga kejernihan lahirnya maupun batinnya.

Jika dilihat dari objek ketupat, ada beberapa makna filosofis lainnya. Ketupat berasal dari beras yang dibungkus oleh daun kelapa muda atau disebut janur.

Dalam bahasa Arab, janur mempunyai arti telah datang seberkas cahaya terang. Sehingga penggunaan janur sendiri mempunyai makna khusus yakni harapan manusia untuk mendapatkan cahaya atau petunjuk Allah menuju jalan yang benar.

Dari empat filosofis tersebut, makna dari tradisi Lebaran Ketupat adalah momen penyucian dan saling memaafkan antar sesama. Tak heran, tradisi ini masih bertahan hingga saat ini karena mempunyai esensi yang jelas.

Itulah sejarah dari tradisi Lebaran Ketupat yang ada di Indonesia. Apa tradisi Lebaran yang ada di daerahmu, detikers?

Simak Video "Lebaran, Awas Melebar! "

(cyu/nwy)

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya