Perang Saudara Pecah di Myanmar, Fasilitas Militer Diserang 13 Drone - CNN Indonesia

 

Perang Saudara Pecah di Myanmar, Fasilitas Militer Diserang 13 Drone

Jumat, 05 Apr 2024 15:29 WIB

Ilustrasi. Perang saudara pecah usai kelompok anti-junta serang fasilitas militer. Foto: AP/STR

Jakarta, CNN Indonesia 

--

Perang saudara pecah di Myanmar usai kelompok anti-junta militer melakukan serangan drone terkoordinasi terhadap fasilitas militer di ibu kota Naypyidaw pada Kamis (4/4).

Laporan media lokal menyebut upaya "teroris" untuk menghancurkan "lokasi penting" di Naypyidaw telah digagalkan, setelah 13 drone yang membawa bahan peledak ditembak jatuh.

Media itu menyebut tidak ada korban jiwa atau kerusakan properti akibat serangan ini.

Pemerintah Persatuan Nasional (National Unity Government/NUG), aliansi kelompok anti-junta yang dibentuk untuk melemahkan kekuasaan militer usai kudeta 2021, mengatakan serangan drone yang dilakukan secara bersamaan dan terkoordinasi itu dilakukan oleh afiliasi bersenjatanya yakni Pasukan Pertahanan Rakyat ke markas militer dan pangkalan angkatan udara.

Pasukan Pertahanan Rakyat di Naypyidaw mengatakan pasukan khususnya yakni Kloud Drone dan Lethal Weapon melakukan serangan di bawah instruksi NUG. Namun mereka tidak memberikan rinciannya.

Pihak NUG tidak menyebutkan apakah sasarannya terkena serangan. Namun laporan awal mengindikasikan adanya korban jiwa.

"Ini sukses. Serangan drone ini merupakan serangan jarak jauh dan lebih kuat dari biasanya. Kami punya rencana untuk berbuat lebih banyak," kata juru bicara NUG, Kyaw Zaw, dikutip AFP.

"Ini adalah masa ketika junta memaksa wajib militer dan menimbulkan ketakutan bagi masyarakat. Dengan serangan yang menyerang pusat saraf mereka, Naypyitaw, kami ingin menekankan bahwa mereka tidak memiliki tempat yang aman," lanjutnya.

Naypyidaw adalah pusat kekuasaan pemerintah junta militer yang dibangun di daerah terpencil di Myanmar tengah dua dekade lalu oleh junta sebelumnya yang memerintah selama 22 tahun.

Myanmar terjebak dalam perang saudara antara militer dengan aliansi pemberontak etnis minoritas dan gerakan milisi sipil, yang muncul sebagai dampak dari kekerasan junta militer.

Pemerintah negara-negara Barat telah menuduh junta Myanmar melakukan kekejaman sistematis, termasuk eksekusi dan penyiksaan, serta penggunaan dan serangan udara berlebihan di wilayah sipil.

(dna/bac)

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya