Korut Sewot AS Diam-diam Pasok Rudal Jarak Jauh ke Ukraina
-
Pemerintah Korea Utara (Korut) melontarkan kritikan terbaru kepada Amerika Serikat (AS) karena secara diam-diam memasok rudal jarak jauh ke Ukraina. Pyongyang juga menegaskan Rusia, sekutunya, tidak akan bisa dikalahkan oleh Washington, bahkan dengan dukungan senjata terbaru sekalipun.
Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Senin (29/4/2024), seorang pejabat AS yang enggan disebut namanya mengungkapkan pada 24 April lalu bahwa Washington dalam beberapa pekan terakhir secara diam-diam mengirimkan rudal jarak jauh ke Ukraina untuk digunakan dalam perang melawan Rusia.
Kritikan pun disampaikan Korut terhadap AS melalui direktur Departemen Urusan Militer Luar Negeri pada Kementerian Pertahanan Nasional Korut dalam pernyataannya yang dikutip oleh kantor berita Korean Central News Agency (KCNA) pada Minggu (28/4) waktu setempat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"AS secara diam-diam telah memasok rudal jarak jauh ke Ukraina, yang memicu kegelisahan dan kekhawatiran komunitas internasional," ucap direktur Departemen Urusan Militer Luar Negeri, yang namanya tidak disebut lebih lanjut, seperti dilansir KCNA.
"AS tidak akan pernah bisa mengalahkan tentara dan rakyat Rusia yang heroik dengan persenjataan atau dukungan militer terbaru," tegasnya.
Hubungan militer antara Pyongyang dan Moskow semakin lama semakin erat, yang dianggap oleh AS dan sekutunya sebagai peningkatan ketegangan di Semenanjung Korea.
Laporan soal pasokan rudal jarak jauh AS ke Ukraina secara diam-diam itu diungkapkan oleh seorang pejabat Washington yang tidak disebut namanya, seperti dilansir Reuters pada Rabu (24/4) pekan lalu.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Disebutkan pejabat AS itu bahwa rudal jarak jauh yang dikirimkan Washington kepada Kyiv adalah jenis Sistem Rudal Taktis Militer (ATACMS) jarak jauh, yang disebut memiliki jangkauan hingga 300 kilometer. Menurut pejabat AS itu, Ukraina telah menggunakan rudal ATACMS untuk pertama kalinya pekan lalu.
Rudal ATACMS jarak jauh, sebut pejabat AS tersebut, termasuk ke dalam paket bantuan militer senilai US$ 300 juta untuk Ukraina yang disetujui oleh Presiden Joe Biden pada 12 Maret lalu. Tidak disebutkan lebih lanjut berapa banyak rudal ATACMS yang dikirimkan oleh Washington kepada Kyiv.
Lebih lanjut diungkapkan oleh pejabat AS tersebut bahwa rudal ATACMS jarak jauh itu telah digunakan Ukraina dalam serangan pada dini hari tanggal 17 April lalu, yang diluncurkan terhadap target lapangan terbang Rusia di Crimea yang berjarak sekitar 165 kilometer dari garis depan pertempuran di Ukraina.
Pasokan rudal jarak jauh itu akhirnya dikirimkan AS setelah sebelumnya menjadi perdebatan dalam pemerintahan Biden selama berbulan-bulan. Pentagon awalnya menentang pengiriman rudal jarak jauh karena mengkhawatirkan berkurangnya persediaan militer AS yang bisa mengganggu kesiapan militer negara tersebut.
Sempat ada kekhawatiran bahwa Ukraina akan menggunakan rudal jarak jauh untuk menyerang target yang ada jauh di dalam wilayah Rusia.
Menurut pejabat AS itu, penggunaan rudal balistik jarak jauh yang dipasok Korea Utara (Korut) oleh Rusia dalam serangan terhadap Ukraina pada Desember-Januari lalu telah menyebabkan perubahan sikap Washington.
Sebelum mengirimkan rudal jarak jauh, AS telah memasok rudal ATACMS kelas menengah pada September tahun lalu.
Setelah mengatasi kesulitan pendanaan rudal ke Ukraina, pemerintahan Biden menyetujui pengiriman paket bantuan militer terbaru senilai US$ 300 juta. Disebutkan pejabat AS yang dikutip Reuters itu bahwa Biden saat itu mengatakan kepada timnya untuk memasukkan rudal ATACMS jarak jauh ke dalam paket bantuan militer terbaru, namun meminta hal itu dilakukan secara diam-diam demi menjaga keamanan operasional dan unsur kejutan bagi Ukraina.
(nvc/ita)
Komentar
Posting Komentar