Swedia Tutup Kedubes di Lebanon Imbas Israel dan Hizbullah Memanasc- CNN Indonesia

 

Swedia Tutup Kedubes di Lebanon Imbas Israel dan Hizbullah Memanas

Jakarta, CNN Indonesia 

--

Swedia pada Sabtu (3/8) mengumumkan menutup kedutaan besar mereka di Beirut imbas kekhawatiran meningkatnya konflik wilayah antara Israel dan negara-negara Timur Tengah yang lain.

Pengumuman penutupan kedutaan besar itu hadir setelah Swedia juga mendesak ribuan warganya segera keluar dan meninggalkan Lebanon.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kementerian luar negeri telah menginstruksikan stafnya untuk meninggalkan Beirut dan pergi ke Siprus, dan kementerian luar negeri berencana untuk memindahkan kedutaannya sementara," Menteri Luar Negeri Tobias Billstrom mengatakan kepada Radio Swedia.

"Keputusan tersebut semula diambil untuk Agustus 2024, tetapi dapat diperpanjang tergantung pada situasi keamanan," katanya seperti diberitakan AFP, sembali menyatakan, "Kementerian memantau perkembangan dengan cermat."

Menurut Kementerian Luar Negeri Swedia, sekitar 10.000 warga negara mereka mungkin telah melakukan perjalanan ke Lebanon musim panas ini, menentang peringatan perjalanan yang berlaku untuk negara tersebut sejak Oktober 2023.

"Saya mendesak warga Swedia di Lebanon untuk meninggalkan negara itu dengan cara apa pun yang memungkinkan, selagi mereka masih bisa," katanya.

Pembunuhan atas pemimpin Hamas dan Hizbullah pada pekan ini, yang dituduhkan kepada Israel, telah menjadi pemicu meningkatknya ketegangan regional di tengah gempuran senjata di Gaza.

Lebanon jadi satu dari lima proksi negara di Timur Tengah yang menyatakan siap membantu Iran menggempur militer Israel dalam beberapa waktu terakhir. Lebanon adalah negara terdekat dari Israel yang menampung salah satu milisi terbesar di Timur Tengah.

Hizbullah menjadi milisi yang terbesar dan berkembang di Timur Tengah. Kelompok ini diinisiasi oleh grup dengan paham Syiah asal Iran.

Mengutip Al Jazeera, Hizbullah telah berada di Lebanon melawan Israel selama 18 tahun. Pemasok senjata terbesar kelompok milisi ini adalah Iran.

Hizbullah sampai saat ini kerap terlibat bentrok dengan militer Israel di bagian selatan Lebanon. Komandan tinggi milisi mereka baru-baru ini terbunuh oleh serangan brutal Israel.

Sementara itu, per Jumat (2/8) malam, sumber yang dekat dengan kelompok militan Lebanon, Hizbullah, mengatakan Israel menyerang konvoi truk yang memasuki Lebanon dari Suriah. Serangan itu menjadi yang terbaru dari serangkaian agresi di wilayah perbatasan.

Pertempuran antara Israel dan Hizbullah sejak Oktober telah menewaskan sedikitnya 542 orang di pihak Lebanon, sebagian besar dari mereka adalah prajurit tetapi juga termasuk 114 warga sipil, menurut penghitungan AFP.

Setidaknya 22 tentara dan 25 warga sipil telah tewas di pihak Israel, termasuk di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi, menurut angka-angka militer.

(AFP/chri)

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya