ADB Sepakat Kasih Pinjaman RI US$500 Juta untuk Pemulihan Ekonomi - Viva

 

ADB Sepakat Kasih Pinjaman RI US$500 Juta untuk Pemulihan Ekonomi

Sabtu, 30 Oktober 2021 | 04:10 WIB
Oleh :
Ilustrasi pinjaman.

Ilustrasi pinjaman.

VIVA – Asian Development Bank (ADB) menyetujui pinjaman berbasis kebijakan senilai US$500 juta, untuk mendukung upaya pemerintah Indonesia mendorong lingkungan usaha yang makin kompetitif, ramah investasi serta mempercepat pemulihan ekonomi dari COVID-19.

Pinjaman ini didukung pula oleh bantuan teknis yang terdiri dari aspek pertama dari tiga sub program dalam Program Daya Saing, Modernisasi Industri, dan Akselerasi Perdagangan. Ini diharapkan akan mendukung upaya reformasi Indonesia yang sedang berjalan.

Pinjaman dan bantuan teknis ini ditujukan juga untuk mempermudah langkah-langkah memulai usaha, menarik investasi asing langsung bagi sektor manufaktur, dan menyederhanakan transaksi terkait lahan bagi investor. 

Selain itu, untuk membantu Pemerintah meningkatkan layanan logistik, memfasilitasi perdagangan, mendorong penciptaan lapangan kerja serta memberi insentif bagi perusahaan dalam mengadopsi teknologi baru dan meningkatkan keterampilan pekerja.

Direktur ADB untuk Manajemen Publik, Sektor Keuangan, dan Perdagangan di Asia Tenggara Jose Antonio Tan III mengatakan, pinjaman berbasis kebijakan, yang diiringi oleh bantuan teknis dan pertukaran pengetahuan, didesain agar menjadi bagian penting dari strategi pemerintah melakukan pemulihan pasca-pandemi COVID-19.

“Program ini mendukung pelaksanaan strategi kemitraan ADB untuk Indonesia periode 2020–2024, khususnya dalam mempercepat pemulihan ekonomi melalui reformasi," kata dia, Jumat, 29 Oktober 2021.

Reformasi struktural juga dianggap diperlukan demi mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat, lebih inklusif, dan berkelanjutan. Sebagian besar pertumbuhan ekonomi Indonesia masih didorong oleh ekspor komoditas, sehingga perekonomian akan terimbas jika perdagangan komoditas memburuk. 

ADB mengungkapkan porsi manufaktur dalam ekonomi Indonesia turun menjadi 20 persen pada 2019 dari sebelumnya 32 persen pada 2002. Selain itu, investasi swasta terkonsentrasi pada sektor sumber daya dan perekonomian digital, dengan dampak terbatas pada penciptaan lapangan kerja.

"Subprogram ini akan membantu Indonesia menciptakan lingkungan yang ramah investasi, memfasilitasi perdagangan, dan membangkitkan dunia usaha,” kata Jose.

ADB juga menganggap, Indonesia perlu tingkat pertumbuhan tahunan sekitar 7 persen agar mampu mencapai target untuk pulih dari pandemi dan menjadi negara berpenghasilan tinggi pada 2045. Untuk itu reformasi struktural disebut menjadi penting untuk didukung.

Berita Terkait :

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya