PBB Peringatkan Kekeringan di Somalia Makin Memburuk
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fimg.beritasatu.com%2Fcache%2Fberitasatu%2F910x580-2%2F1637454154.jpg)
New York, Beritasatu.com- Kekeringan Somalia yang memburuk dengan cepat telah menyebabkan lebih dari dua juta orang menghadapi kekurangan makanan dan air yang parah. Seperti dilaporkan Al Jazeera, Jumat (19/11/2021), peringatan itu disampaikan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
Tanduk Afrika sekarang "di ambang musim hujan yang gagal keempat berturut-turut", menurut pernyataan bersama oleh Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) dan pemerintah Somalia yang dirilis Kamis malam.
"Sekitar 2,3 juta orang di 57 dari 74 distrik - hampir 20 persen dari populasi di distrik yang terkena dampak - dirusak oleh kekurangan air, makanan dan padang rumput yang serius karena panci air dan lubang bor telah mengering," kata pernyataan itu, menambahkan perubahan iklim adalah salah satu pendorong utama.
Lebih dari 80% Somalia diperkirakan mengalami kondisi kekeringan parah.
Situasi yang mengerikan telah memaksa sekitar 100.000 orang meninggalkan rumah mereka untuk mencari makanan, air dan padang rumput untuk ternak mereka.
Somalia telah mengalami lebih dari 30 bahaya terkait iklim sejak tahun 1990, termasuk 12 kekeringan dan 19 banjir.
"Frekuensi dan tingkat keparahan bahaya terkait iklim meningkat," kata pernyataan itu.
Adam Abdelmoula, Presiden PBB dan koordinator kemanusiaan untuk negara itu, mengatakan "badai yang sempurna sedang terjadi di Somalia". Dia menyerukan tindakan segera untuk mencegah kondisi kelaparan terjadi.
Menteri Urusan Kemanusiaan dan Penanggulangan Bencana Somalia Khadija Diriye memperingatkan bahwa keluarga bisa mati kelaparan karena mereka kehilangan ternak dan semakin terjerumus ke dalam kemiskinan.
“Saya sangat khawatir tentang anak-anak, wanita, orang tua dan orang cacat yang terus menanggung beban krisis kemanusiaan Somalia,” katanya.
Ketinggian air sungai Juba dan Shabelle kian rendah dan diperkirakan akan terus menurun dalam beberapa bulan mendatang. Sebagian besar berkad yakni tempat penampungan air kecil dan sumur dangkal, telah mengering. Kondisi itu membuat masyarakat bergantung pada sumur bor yang berjauhan dan seringkali menghasilkan air yang sedikit dan kualitas air yang buruk.
Gagal panen diperkirakan terjadi di sebagian besar wilayah pertanian. Kondisi kekeringan diperkirakan akan memburuk pada Desember 2021 dan kuartal pertama 2022.
Pada tahun 2017, kekeringan parah mempengaruhi lebih dari enam juta orang di Somalia dan menyebabkan situasi kemanusiaan bencana di antara populasi dan pertanian.
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: BeritaSatu.com
0 Komentar