Soal Sampah Bungkus Alat Tes Cepat Antigen di Selat Bali, Polisi Sebut Terbawa Angin Saat Dibakar Halaman all - Kompas
Soal Sampah Bungkus Alat Tes Cepat Antigen di Selat Bali, Polisi Sebut Terbawa Angin Saat Dibakar Halaman all - Kompas.com
KOMPAS.com - Video yang merekam kertas kemasan alat tes cepat antigen bertebaran di perairan utara Selat Bali, viral di media sosial.
Sebagian bungkus terlihat tertumpuk di bebatuan pantai di Banyuwangi dan tampak di antaranya telah terbakar.'
Lokasi sampah kemasan alat tes cepat antigen itu berada pada jarak sekitar satu kilometer dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.
KOMPAS.com: Berita Terpercaya
Baca Berita Terbaru Tanpa Terganggu Banyak Iklan
Di sekitar Pelabuhan Ketapang sendiri banyak gerai tes antigen liar yang dimanfaatkan penumpang yang akan pergi ke Bali.
Baca juga: Soal Sampah Bungkus Alat Tes Cepat Antigen di Selat Bali, Ini Hasil Pemeriksaan Polisi
Video Rekomendasi
Satgas Gelar Tes Usap Acak, Usai Temukan Klaster Covid-19 di Sekolah
Satgas Gelar Tes Usap Acak, Usai Temukan Klaster Covid-19 di Sekolah
Terbawa angin saat dibakar
Polresta Banyuwangi turun tangan untuk memeriksa sampah bungkus alat tes cepat antigen yang ditemukan di Selat Bali.
Dari hasil pemeriksaan, petugas memastikan jika tidak ada alat tes cepat antigen yang terbuang. Sehingga sampah-sampah tersebut tak berpotensi menyebarkan limbah medis.
Hal tersebut disampaikan Kapolrestas Banyuwangi Kombes Pol Nasrun Pasaribu pada Selasa (1/2/2022).
"Hasil gelar perkara yang ada, bahwa yang ada itu sampah atau bungkus plastik bekas daripada rapid test antigen, bukan limbah daripada rapid test antigen," kata Nasrun.
Baca juga: Bungkus Alat Tes Cepat Antigen Cemari Laut, Dinkes Banyuwangi Gelar Investigasi
Ia mengatakan sampah bungkus antigen tersebut berasal dari klinik berinisial BT 2 yang lokasinya sekitar 1 kilometer dari Pelabuhan Ketapang.
Petugas klinik tersebut menumpuk dan membakar sampah bungkus alat tes cepat antigen di pantai.
Sebelum semuanya terbakar, tumpukan sampah itu terembus angin dan menyebar di perairan setempat seperti di video yang beredar.
Saat sidak, petugas mengetahui jika Klinik BT 2 telah memisahkan sampah medis dan nonmedis.
Baca juga: Tolak Dikaitkan dengan Sampah Bungkus Antigen Bekas di Selat Bali, Dinkes Bali: Bukan Kita
Sampah medis telah dikelola sesuai standar operasional prosedur (SOP). Petugas kepolisian telah mengingatkan klinik yang bersangkutan untuk mengeloa sampah nonmedis dengan baik.
"Sementara kita ingatkan secara tegas kepada klinik tersebut, bahwasanya buang sampah atau membakar sampah itu sudah ada tempatnya. Sehingga kepada masyarakat seluruhnya, jangan membuang sampah apalagi di pinggir laut," katanya lagi.
Perawat minta maaf
Lihat Foto
BPSPL Denpasar
Ribuan bungkus alat rapid test bekas mengapung di perairan selat Bali.
Nadia, salah satu perawat di Klinik BT 2 mengatakan pihaknya telah mengikuti prosedur dengan menyerahkan sampah medis ke perusahaan pengelola limbah medis.
Ia juga minta maaf karena kurang teliti hingga sampah bungkus alat tes cepat antigen itu mengotori laut.
"Sebelumnya saya minta maaf kepada semuanya. Soalnya kami sendiri mungkin ya, kurang teliti, jadi ya kami mohon maaf. Sebenarnya ini ada tahapannya, kalau yang limbah medisnya itu dibawa ke PT-nya (perusahaan), terus kalau yang nonmedisnya dibakar," kata Nadia.
Baca juga: Kasus Covid-19 Meningkat, RS Rujukan di Banyuwangi Diminta Siapkan Kembali Ruang Isolasi
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Amir Hidayat mengatakan meski dibuang hanya bungkusnya, hal tersebut tetap berpotensi berdampak buruk.
"(berpotensi ada pelanggaran aturan secara serius), betul. Tidak boleh seperti itu," kata Amir.
Pihaknya juga sedang menangani banyaknya gerai tes antigen liar yang ada di sekitar Pelabuhan Ketapang Banyuwangi.
Pihaknya telah meminta pengelola gerai-gerai tes antigen tak berizin tersebut untuk memenuhi persyaratan operasi sesuai regulasi resmi.
Baca juga: Banyuwangi Waspada Demam Berdarah
Di antaranya, mereka harus mempekerjakan tenaga berkompeten, adanya dokter penanggungjawab dan bekerjasama dengan transporter yang memiliki izin pengelolaan limbah medis.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Ahmad Su'udi | Editor : Dheri Agriesta, Andi Hartik)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Komentar
Posting Komentar