Rusia Marah kepada Singapura atas Sanksi Invasi ke Ukraina Halaman all - Kompas.com
SINGAPURA, KOMPAS.com – Rusia meradang setelah Singapura menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap "Negeri Beruang Merah”.
Kemarahan Rusia disampaikan langsung oleh Duta Besar Rusia untuk Singapura Nikolay Kudashev dalam wawancaranya dengan South China Morning Post yang dipublikasikan pada Jumat (11/3/2022).
“Sanksi ini adalah sebuah kesalahan, jelas-jelas bertentangan dengan semangat hubungan bilateral antara Singapura dan Rusia dan juga hubungan kerja sama regional,” kritik Kudashev.
Dubes berusia 64 tahun itu secara khusus menyoroti bahwa Singapura adalah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang menjatuhkan sanksi ke Rusia.
Kudashev menyesalkan sanksi Rusia ini, karena menurutnya hubungan bilateral kedua negara seharusnya berfokus pada isu-isu yang berhubungan dengan kawasan Asia Tenggara.
Video Rekomendasi
Dia menambahkan, invasi Rusia ke Ukraina jelas tidak ada kaitannya dengan Asia Tenggara.
Kudashev lalu melanjutkan, hubungan kedua negara tidak sama lagi seperti sebelumnya. Kerja sama ekonomi Rusia dan Singapura hanya dapat dilanjutkan jika mendapat persetujuan khusus dari Pemerintah Rusia pimpinan Vladimir Putin.
Sanksi untuk Rusia dari Singapura
Kementerian Luar Negeri Singapura menyatakan, semua lembaga keuangan di Singapura mulai dari pemberi pinjaman, perusahaan asuransi, hingga bursa efek dan penyedia layanan pembayaran, dilarang melakukan transaksi atau menjalin hubungan bisnis dengan VTB Bank, Vnesheconombank (VEB), Promsvyazbank, dan Bank Rossiya.
Bank-bank ini juga terkena sanksi oleh pemerintah lain, termasuk penghapusan mereka dari jaringan pembayaran global SWIFT.
Singapura telah meminta lembaga keuangannya untuk membekukan aset dan dana dari keempat bank ini.
Lembaga keuangan di "Negeri Merlion” pun dilarang menyediakan layanan terkait penggalangan dana untuk Pemerintah Rusia, bank sentral Rusia, atau entitas yang dikendalikan oleh mereka.
Komentar
Posting Komentar