Sri Mulyani Sebut Dampak Perang Rusia - Ukraina Kini Menjalar ke Sektor Keuangan
Bisnis.com
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan perang Rusia dan Ukraina turut mendorong kenaikan inflasi dan mulai merembet ke sektor keuangan. Hal tersebut terlihat dari pergerakan premi risiko investasi (credit default swap) atau CDS Indonesia yang sedikit meningkat, serta tertekannya nilai tukar rupiah.
Ia juga menyebutkan bahwa pasar keuangan dan obligasi di Amerika Serikat telah mengalami perubahan yang sangat fundamental. Hal ini dinilai bakal mendorong makin melonjaknya cost of fund di seluruh dunia.
Meski begitu, kata Sri Mulyani, nilai tukar rupiah cenderung stabil dan selisih antara yield SBN tenor 10 tahun dengan US Treasury masih cukup kompetitif.
“Yield 10 tahun SBN rupiah memang mengalami sedikit kenaikan, namun dibandingkan negara lain, bahkan dibandingkan AS pun, kita masih lebih rendah kenaikannya,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Rabu, 20 April 2022.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, aliran modal yang mengalir ke negara berkembang juga mengalami perubahan sentimen. Hal tersebut terimbas laju inflasi yang tinggi di AS, yang kemudian direspons dengan pengetatan moneter sehingga mendorong kenaikan yield US Treasury.
Walhasil, hal tersebut memicu menyebabkan keluarnya aliran modal asing dari negara berkembang, termasuk Indonesia. Walaupun sebetulnya outflow yang terjadi lebih terbatas dibandingkan negara lain.
0 Komentar