3 Pria Inggris Ditahan Taliban di Afghanistan, Proses Hukumnya Tak Kunjung Jelas
KABUL, iNews.id - Tiga pria Inggris ditahan oleh Taliban di Afghanistan. Mereka belum dapat dihubungi oleh pemerintah Inggris.
Ketiga pria yakni Miles Routledge (23), seorang turis terkenal asal Birmingham yang kerap mengunjungi negara-negara berbahaya. Hasil perjalanannya lantas diunggah ke media sosial.
Routledge kembali ke negara itu setelah dievakuasi oleh angkatan bersenjata Inggris kurang dari dua tahun lalu. Saat itu dia yang tengah liburan, terjebak dalam kekacauan pengambilalihan pemerintahan oleh Taliban.
Voucher Spesial iNews
Kupon Shopee
Pria kedua yakni petugas medis amal, Middlesbrough, Kevin Cornwell (53). Sementara pria ketiga yang tak disebut namanya dikabarkan mengelola sebuah hotel untuk pekerja bantuan di Kabul.
Dilansir dari The Mail pada Minggu (2/4/2023), ketiganya ditangkap polisi rahasia Taliban sejak Januari lalu. Cornwell dari Middlesbrough, ditangkap dalam penggerebekan oleh petugas dari Direktorat Jenderal Intelijen (GDI) Taliban pada 11 Januari.
Agen Taliban menuduhnya memiliki senjata api ilegal dalam brankas kamar di Hotel Desa Darya. Manajer hotel Inggris juga ditahan dalam penggerebekan yang sama.
"Kami bekerja keras untuk mengadakan kontak konsuler dengan warga negara Inggris yang ditahan di Afghanistan dan kami mendukung keluarga mereka," kata juru bicara Kantor Luar Negeri, Persemakmuran dan Pembangunan Inggris (FCDO) kepada Reuters.
Dilansir dari The Guardian, sebuah sumber mengatakan pemerintah Inggris secara pragmatis terlibat dengan Taliban prioritas termasuk kasus konsuler, hak asasi manusia, kontra-terorisme dan bantuan kemanusiaan.
Scott Richards, seorang negosiator berpengalaman dengan Presidium Network, sebuah organisasi nirlaba Inggris yang bekerja di zona konflik mengatakan, kedua pria, Cornwell dan manager hotel ditahan di unit aman untuk warga negara asing yang dijalankan oleh GDI.
Keluarga Cornwell mengatakan dia diberi lisensi untuk pistol tersebut oleh pemerintah Taliban. Dia pernah berada di negara itu dan bekerja sebagai tenaga medis untuk Iqarus International, yang memberikan perawatan kesehatan gratis kepada masyarakat setempat. Tidak ada tuntutan yang diajukan dan mereka tidak diberikan perwakilan hukum.
“Setelah berbicara dengan banyak saksi atas kejadian tersebut, bisa jadi kita mungkin melihat kesalahpahaman dengan GDI yang mungkin bereaksi terhadap sebuah petunjuk. Senjata di kamar Kevin disimpan dengan lisensi yang dikeluarkan oleh Kementerian Dalam Negeri Taliban dan tampaknya disimpan di dalam sarungnya. Senjata itu tidak pernah keluar dari brankas, tidak pernah dibawa," katanya.
Yang menjadi masalah saat ini, para tahanan itu belum diizinkan mengakses pejabat konsuler atau pengawas internasional.
"Tidak ada kejelasan mengenai proses hukum di Afghanistan seperti hak atas perwakilan. Tidak ada kejelasan atas tuduhan itu,” katanya.
Editor : Umaya Khusniah
Follow Berita iNews di Google News
Komentar
Posting Komentar