Inflasi Eropa Turun Tajam, Ini Pemicunya - inews

 

Inflasi Eropa Turun Tajam, Ini Pemicunya

Inflasi Eropa Turun Tajam, Ini Pemicunya
Bank Sentral Eropa (ECP). (Foto: Reuters)

BERLIN, iNews.id - Inflasi Eropa tercatat sebesar 6,9 persen pada Maret 2023, turun tajam dari 8,5 persen pada Februari 2023. Hal itu menjadi yang terendah dalam setahun terakhir.

Inflasi inti wilayah Eropa yang tidak termasuk harga makanan dan energi yang bergejolak telah meningkat menjadi 5,7 di bulan Maret dari 5,6 persen di bulan Februari. Hal ini menimbulkan kekhawatiran atas pertumbuhan harga.

Baca Juga

Badan Statistik Uni Eropa menyatakan sebanyak 20 negara mencatat tingkat inflasi yang melambat, meskipun harga makanan naik sepanjang Maret 2023.

Penurunan inflasi tersebut, dipicu penurunan harga energi secara resmi. Tercatat harga energi turun sebesar 0,9 persen dari angka dua digit selama setahun terakhir.

Baca Juga

Harga makanan, alkohol, dan tembakau naik 15,4 persen per Maret 2023, dari angka  15 persen per Februari 2023. Ini berarti konsumen Eropa masih harus membayar lebih untuk barang-barang tersebut.

Dikutip DW, Sabtu (1/4/2023), ekonom senior zona euro Bert Colijn ING, turunnya inflasi Eropa menunjukkan bahwa tekanan harga tetap tinggi untuk saat ini, meskipun ini akan membaik dalam beberapa bulan mendatang.
 
Seperti diketahui, Perang Rusia-Ukraina membuat harga minyak dan gas melonjak, namun dalam beberapa bukan terakhir  harganya turun dan menjadi lebih stabil.

Turunnya inflasi Eropa juga di luar prediksi. Bloomberg dan firma data keuangan FactSet memperkirakan tingkat inflasi eropa mencapai 7,1 persen pada Maret 2023.

Bank Sentral Eropa (ECB) menilai inflasi tersebut memang rendah dari posisi tertinggi inflasi pada Oktober 2022 yang mencapai 10,6 persen. Meski demikian, angka tersebut tetap tinggi di atas target 2 persen.

Bank sentral harus berhati-hati dalam menyeimbangkan  menjinakkan inflasi dengan kenaikan suku bunga.  Lebih banyak kenaikan berisiko merugikan sektor perbankan.

ECB telah menaikkan suku bunga berulang kali untuk menjinakkan inflasi yang tinggu, tetapi ukuran kenaikan suku bunga berikutnya tidak jelas setelah gejolak baru-baru ini yang disebabkan krisis sektor perbankan.

"Potensi inflasi inti tetap lebih kuat dari yang diharapkan akan menjadi alasan utama ECB untuk terus menaikkan dalam waktu dekat. Kami memperkirakan kenaikan 25bp lagi di bulan Mei dan satu lagi di bulan Juni," kata Colijn dari ING dalam sebuah catatan.

Editor : Jeanny Aipassa

Follow Berita iNews di Google News

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya