Luar Biasa! Siswi Afghanistan Belajar di Sekolah Rahasia meski Risiko Digerebek Taliban
KABUL, iNews.id - Perempuan dan anak perempuan Afghanistan terpaksa belajar secara diam-diam di sekolah rahasia. Pasalnya, pemerintah Taliban melarang pendidikan anak perempuan setelah kembali berkuasa pada 2021.
Voucher Spesial iNews
Promo terbesar Se-Indonesia. Diskon 50%, THR Kaget 15 Milyar, Flash Sale Akbar Rp.1. Gratis Ongkir Super DAHSYAT dan masih banyak promo lainnya.
Lebih dari 600 perempuan dan anak perempuan Afghanistan menolak tunduk pada larangan Taliban atas pendidikan. Dengan dibantu oleh LSM tak terdaftar bernama SRAK dan dijalankan oleh Parasto (25), generasi muda itu dapat belajar secara diam-diam di jaringan rahasia sekolah.
“Jatuhnya Kabul (ke tangan Taliban) bukanlah hal yang mudah bagi kami para generasi muda khususnya yang terpelajar dan mereka yang memiliki cita-cita, yang kini semuanya sirna,” kata Parasto.
“Saya melihat (di TV) ada gadis-gadis yang keluar dari sekolah dan menangis karena diminta untuk kembali ke rumah mereka. Itu hancur. Itu sangat menghancurkan,” kata Parasto kepada ABC News.
Karena itulah, dia merasa tak bisa tinggal diam. Dia pun mendirikan jaringan sekolah bawah tanah untuk anak perempuan Afghanistan untuk melanjutkan sekolah secara rahasia. Dia meminta teman untuk menjadi guru.
“Saya pikir kami telah sedikit berhasil mengembalikan cahaya di mata para siswi di sini,” kata Parasto.
Seorang siswa yang bercita-cita menjadi insinyur mengaku kepada ABC News, dia ingin belajar dan membuat kemajuan agar keluarganya bangga. Seorang siswi lain berusia 16 tahun mengatakan, pergi ke sekolah membuatnya bahagia dan berharap bisa menghabiskan lebih banyak waktu di sana.
Sayangnya, di mata Taliban, sekolah bawah tanah itu ilegal. Guru serta siswa menghadapi risiko besar untuk ditemukan.
Sebuah sekolah yang beroperasi di dalam rumah seseorang hampir ditemukan ketika pihak berwenang Taliban mendekati pemilik rumah dan mengatakan mereka telah mendengar ada sekolah rahasia di sana.
"(Pemilik rumah) mengaku kepada mereka tidak mengetahui apa yang terjadi di sini. Hanya beberapa gadis yang pandai berkumpul bersama, dan mereka hanya belajar pelajaran agama,” kata Parasto.
Editor : Umaya Khusniah
Komentar
Posting Komentar