Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

Menlu Lavrov: China Bakal Jadi Target Barat Berikutnya setelah Rusia - inews

 

Menlu Lavrov: China Bakal Jadi Target Barat Berikutnya setelah Rusia

Antara 
Menlu Lavrov: China Bakal Jadi Target Barat Berikutnya setelah Rusia
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov. (Foto: Reuters)

MOSKOW, iNews.id – Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov melihat ada kemungkinan Barat akan menjadikan China sebagai target mereka berikutnya setelah Moskow. Hal itu dia ungkapkan di tengah lawatanya ke Turki, Jumat (7/4/2023).

“Mereka tidak menutup kemungkinan bahwa ketika Rusia, seperti yang mereka katakan, kalah, China akan menjadi target berikutnya,” kata Lavrov dalam konferensi pers bersama Menlu Turki, Mevlut Cavusoglu, di Ankara.

Baca Juga

“Juga negara mana pun yang berani bertindak secara independen dan memutuskan kepentingan nasionalnya, dan tidak mengikuti apa yang telah ditetapkan AS dan negara-negara Barat lainnya,” ujar dia.

Menurut Lavrov, negara-negara Barat tidak ingin benar-benar menyelesaikan konflik Ukraina. Hal itu tercermin dari sikap dan pernyataan mereka yang terus memasok senjata ke Kiev dan menolak mengumumkan gencatan senjata. 

Baca Juga

Dia juga memperingatkan, ada konsekuensi jika bagian Rusia dalam Kesepakatan Laut Hitam, atau yang dikenal dengan Black Sea Grain Initiative, tidak dilaksanakan. Moskow akan mempertimbangkan untuk mengubah pendiriannya dan melanjutkan ekspor biji-bijian melalui Turki dan Qatar.

“Kami terpaksa sedikit melakukan eskalasi dan memperpanjang inisiatif ekspor biji-bijian selama 60 hari. Jika tidak ada kemajuan lebih lanjut, kami akan berpikir ulang,” kata Lavrov.

Baca Juga

Kesepakatan Laut Hitam ditandatangani PBB, Turki, Rusia, dan Ukraina di Istanbul, Turki, pada 22 Juli 2022. Perjanjian itu menciptakan prosedur untuk melanjutkan ekspor biji-bijian dari tiga pelabuhan Laut Hitam Ukraina dengan aman guna mengatasi krisis pangan global.

Ekspor hasil pertanian Ukraina dan Rusia sempat terhenti sementara setelah perang Rusia di Ukraina pada Februari 2022. Inisiatif itu diperpanjang selama 120 hari pada November 2022, dan tambahan 60 hari pada Maret.

Editor : Ahmad Islamy Jamil

Follow Berita iNews di Google News

Bagikan Artikel:
line sharing button

Posting Komentar

0 Komentar