WHO Catat Sebanyak 413 Korban Tewas Selama Pertempuran di Sudan - Beritasatu

 

WHO Catat Sebanyak 413 Korban Tewas Selama Pertempuran di Sudan

Sabtu, 22 April 2023 | 15:44 WIB
RZL
Pengunjuk rasa mengambil bagian dalam unjuk rasa menentang kekuasaan militer pada peringatan pemberontakan populer sebelumnya, di Khartoum, Sudan, Kamis, 6 April 2023.
Pengunjuk rasa mengambil bagian dalam unjuk rasa menentang kekuasaan militer pada peringatan pemberontakan populer sebelumnya, di Khartoum, Sudan, Kamis, 6 April 2023. (Associated Press)

Jakarta, Beritasatu.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan sebanyak 413 korban tewas dan 3.551 orang terluka selama pertempuran militer di Sudan. Hal ini berdasarkan data dari pemerintah Sudan.

Selain itu, Badan anak-anak PBB (UNICEF) mengatakan sedikitnya sembilan anak dilaporkan tewas dalam pertempuran di Sudan, dan lebih dari 50 anak terluka parah.

Juru Bicara WHO Margaret Harris dalam konferensi pers Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (21/4/2023) mengatakan telah terjadi 11 serangan terhadap fasilitas kesehatan, termasuk 10 serangan sejak 15 April 2023.

“Menurut Kementerian Kesehatan di Sudan, jumlah fasilitas kesehatan yang berhenti beroperasi sebanyak 20. Dan masih menurut angka Kementerian Kesehatan, jumlah fasilitas kesehatan yang berisiko berhenti adalah 12,” kata Harris, dikutip dari Antara.

Advertisement

Harris mengatakan situasi tersebut tidak hanya berdampak pada korban pertempuran, tetapi juga orang-orang lain yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Dalam konferensi pers yang sama, Juru Bicara UNICEF James Elder menyuarakan keprihatinannya atas anak-anak yang harus membayar mahal atas pertempuran mematikan itu dengan banyak jatuhnya korban anak.

"Kami sekarang mendapat laporan sedikitnya sembilan anak tewas dan sedikitnya 50 terluka. Jumlah itu akan terus meningkat selama pertempuran berlanjut," ujar dia.

Akibat pertempuran itu, Elder mengatakan banyak orang di Sudan terjebak dan tidak memiliki akses listrik. Padahal sebelum terjadinya konflik militer tersebut, Sudan sudah menjadi salah satu negara dengan tingkat kasus malnutrisi pada anak tertinggi di dunia.

"Mereka takut kehabisan makanan, air, dan obat-obatan. Salah satu keprihatinan serius kami adalah tentang rumah-rumah sakit yang diserang. Kami sekarang menghadapi situasi di mana dukungan penyelamat hidup kritis bagi sekitar 50.000 anak terancam," katanya.

Pertempuran itu juga menimbulkan risiko terhadap "rantai dingin" di Sudan, termasuk untuk pengadaan vaksin dan insulin senilai lebih dari US$40 juta (sekitar Rp 597,4 miliar) karena terputusnya pasokan listrik dan ketidakmampuan untuk mengisi kembali generator dengan bahan bakar.

UNICEF juga mendapat laporan tentang anak-anak yang berlindung di sekolah dan pusat perawatan sementara pertempuran berkecamuk di sekitar mereka, dan rumah sakit anak-anak terpaksa dievakuasi saat baku tembak semakin dekat.

Elder mengatakan bahwa sebelum meningkatnya kekerasan di Sudan, kebutuhan kemanusiaan untuk anak-anak di negara itu tinggi, dengan tiga perempat anak diperkirakan hidup dalam kemiskinan ekstrem.

Pada saat yang sama, sebanyak 11,5 juta anak dan anggota masyarakat membutuhkan layanan air dan sanitasi darurat, 7 juta anak putus sekolah, dan lebih dari 600.000 anak menderita gizi buruk akut yang parah.

Sekadar informasi, pertempuran di Sudan meletus pada 15 April 2023 antara tentara Sudan (SAF) dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) di Ibu Kota Khartoum dan sekitarnya. Negara itu tidak memiliki pemerintahan yang berfungsi sejak Oktober 2021, ketika militer melakukan kudeta dan membubarkan pemerintahan transisi Perdana Menteri Abdalla Hamdok.

Saksikan live streaming program-program BTV di sini

Bagikan

BERITA TERKAIT

Jika Mengacu WHO, Indonesia Berangkatkan 93.000 Jemaah Haji Lansia

Jika Mengacu WHO, Indonesia Berangkatkan 93.000 Jemaah Haji Lansia

NASIONAL
Tiongkok Peringatkan WHO Tidak Politisasi Asal-usul Covid-19

Tiongkok Peringatkan WHO Tidak Politisasi Asal-usul Covid-19

INTERNASIONAL
Banggakan Penanganan Covid-19 di Indonesia, Jokowi: Yang Ngomong Dirjen WHO

Banggakan Penanganan Covid-19 di Indonesia, Jokowi: Yang Ngomong Dirjen WHO

LIFESTYLE
Wanita Jadi Kelompok yang Paling Rentan Kena Obesitas

Wanita Jadi Kelompok yang Paling Rentan Kena Obesitas

NASIONAL
WHO Tetap Cari Asal-usul Pandemi Covid-19

WHO Tetap Cari Asal-usul Pandemi Covid-19

INTERNASIONAL
Temuan Kasus Flu Burung pada Keluarga di Kamboja, WHO: Situasinya Mengkhawatirkan

Temuan Kasus Flu Burung pada Keluarga di Kamboja, WHO: Situasinya Mengkhawatirkan

INTERNASIONAL

Baca Juga

Komentar