Rusia Tuding AS Dalang Serangan Drone ke Kremlin, Ukraina Eksekutor
Rusia menuding Amerika Serikat sebagai dalang serangan dua drone di Istana Kepresidenan Kremlin yang berlangsung pada Rabu (3/5). (Sputnik/Aleksey Babushkin/Kremlin via REUTERS)
Jakarta, CNN Indonesia --
Rusia menuding Amerika Serikat sebagai dalang serangan dua drone di Istana Kepresidenan Kremlin yang berlangsung pada Rabu (3/5).
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan AS sebagai otak penyerangan itu dan Ukraina yang mengeksekusi.
"Keputusan terkait serangan semacam itu tidak dibuat di Kyiv [pemerintah Ukraina], tetapi di Washington [pemerintah AS]," kata Peskov pada Kamis, seperti dikutip AFP.
Ia kemudian berujar, "Kyiv hanya melakukan apa yang diperintahkan."
Peskov juga mengonfirmasi bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin ada di istana saat insiden berlangsung.
Sebelumnya, beredar kabar bahwa Putin tak ada di Istana Kepresidenan Kremlin ketika serangan terjadi.
"Putin sedang bekerja di Kremlin. Dia akan melakukan diskusi penting dengan menteri ekonomi pembangunan," tutur Peskov.
Pada Rabu malam waktu setempat, dua drone meledak di atas Kremlin dan Senat Rusia. Pemerintah Moskow lalu menuding pasukan Ukraina yang meluncurkan pesawat tak berawak ini.
Sejauh ini, tak ada korban atau laporan kerusakan.
Menanggapi serangan tersebut, Rusia menegaskan akan membalas dan mencari pelakunya.
"Kami menganggap ini sebagai tindakan teroris yang direncanakan dan upaya melawan presiden Rusia," demikian pernyataan Kremlin.
Pernyataan itu lalu berlanjut, "Rusia berhak membalas dengan cara, tempat, dan waktu yang dipilihnya."
Sementara itu, Ukraina membantah tuduhan tersebut.
Presiden Volodymyr Zelensky menyatakan pasukannya selalu berperang di wilayah sendiri. Ia juga mengatakan Ukraina tak punya senjata yang bisa mencapai Moskow.
Namun, layan pos Ukraina merilis desain perangko yang menunjukkan Istana Kremlin terbakar. Ini seperti saat mereka mengebom Jembatan Crimea pada Oktober 2022 lalu.
(isa/rds)
Saksikan Video di Bawah Ini:
0 Komentar