Turki Sudah Tak Berminat dengan Jet Tempur F-35, Minta AS Kembalikan Uang Rp20 Triliun
ANKARA, iNews.id – Turki sudah tidak memiliki minat untuk melanjutkan rencana pembelian pesawat tempur multiperan F-35 buatan AS. Karenanya, Ankara meminta Washington DC untuk mengembalikan dana sebesar yang 1,4 miliar dolar AS (lebih dari Rp20 triliun) yang sudah dibayarkan Turki untuk jet tersebut.
SHOPEE BRAND FESTIVAL
Spesial Brand Festival! Selected Product diskon s/d 40%|Mall FLASH SALE|Dapatkan Cashback Spesial s/d 50%
LIHAT
KODE YSX
S & K 📅 31 May 2023
“Kami ingin uang yang kami bayarkan di sana (AS) dikembalikan. Rekan-rekan kami dari kementerian berkumpul dan meninjau langkah-langkah yang akan kami ambil mulai sekarang. Kami sekarang menjaga diri kami sendiri,” kata Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, kepada CNN Turk, Sabtu (13/5/2023).
Baca Juga
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sebelumnya mengatakan bahwa negaranya telah membayar 1,4 miliar dolar AS untuk pembelian jet tersebut.
Pada April 2021, Amerika Serikat mengeluarkan Turki dari program jet tempur F-35, setelah Ankara membeli sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia. Washington DC membatalkan sepihak kesepakatan bersama tentang pembelian pesawat tempur itu.
Baca Juga
Sementara pada saat yang sama, Washington DC menandatangani dokumen penjualan jet tempur generasi kelima tersebut dengan tujuh negara mitra lainnya, yaitu Inggris, Italia, Belanda, Australia, Denmark, Kanada, dan Norwegia.
Baca Juga
Akhir 2021, Erdogan mengatakan bahwa Turki telah menerima tawaran AS untuk membeli jet F-16 sebagai ganti kesepakatan F-35 yang dibatalkan itu. Pesawat F-16 sendiri berada satu generasi di belakang F-35.
Akan tetapi, tawaran itu pun tidak jelas seperti apa ujungnya. Kongres AS malah memperdebatkan apakah mereka akan memasukkan pembatasan penjualan jet tempur dalam anggaran pengeluaran pertahanan tahunannya untuk tahun fiskal 2023. Sementara Departemen Luar Negeri AS telah berusaha meyakinkan anggota parlemen di negeri Paman Sam bahwa kesepakatan dengan Turki semestinya sejalan dengan kepentingan Amerika.
Editor : Ahmad Islamy Jamil
Follow Berita iNews di Google News
Komentar
Posting Komentar