Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

Gawat! Rusia Ngambek, Dunia Terancam 'Kiamat' Pangan - CNBC Indonesia

 

Gawat! Rusia Ngambek, Dunia Terancam 'Kiamat' Pangan

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
News
19 June 2023 07:40
The Joint Coordination Centre officials are seen onboard Sierra Leone-flagged cargo ship Razoni, carrying Ukrainian grain, during an inspection in the Black Sea off Kilyos, near Istanbul, Turkey August 3, 2022. Turkish Defence Ministry/Handout via REUTERS ATTENTION EDITORS - THIS PICTURE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. NO RESALES. NO ARCHIVES.     TPX IMAGES OF THE DAY
Foto: via REUTERS/TURKISH DEFENCE MINISTRY

Jakarta, CNBC Indonesia - Kesepakatan biji-bijian yang mengizinkan ekspor bahan pangan dari sekitar Laut Hitam disebut-sebut tidak memiliki peluang untuk diperpanjang. Hal ini ditegaskan Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, pada akhir pekan.

Dalam wawancara dengan surat kabar Izvestia, Peskov menyebut Rusia merasa apa yang dijanjikan ke Moskow sebagai bagian dari kesepakatan masih belum terpenuhi. Ini utamanya karena sanksi Barat yang menyulitkan pengiriman komoditas pangan itu, seperti sanksi terhadap kapal, asuransi, dan perantara.

"Hampir tidak mungkin untuk memprediksi semacam keputusan akhir di sini, tetapi kami hanya dapat menyatakan bahwa, menilai secara de facto dari status yang kami miliki sekarang, kesepakatan ini tidak memiliki peluang," jelas Peskov dikutip dari Russia Today, Senin (19/6/2023).

"Kesepakatan itu menyiratkan perbuatan; perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh negara-negara atau organisasi-organisasi yang mengadakan perjanjian. Dan satu bagian dari kesepakatan ini dilakukan, dan bagian kedua, yang terkait dengan (janji yang dibuat untuk) Rusia, tidak pernah dilakukan."

Ukraina dan Rusia diketahui merupakan salah satu lumbung pangan dunia. Kedua negara yang saling bertempur itu memproduksi biji-bijian seperti gandum dan jagung.

Peperangan keduanya pun telah mengganggu jalur distribusi pangan bagi dunia, utamanya negara-negara seperti Timur Tengah dan Afrika. Pasalnya, wilayah itu cukup bergantung dari pasokan kedua negara.

Kesepakatan yang ditengahi oleh PBB dan Türkiye ditandatangani pada Juli 2022, menyediakan pengiriman biji-bijian Ukraina yang aman melalui koridor Laut Hitam dengan imbalan Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) menghilangkan hambatan ekspor produk makanan dan pupuk Rusia.

Perjanjian awal berlangsung selama 120 hari, namun diperpanjang beberapa kali sejak saat itu. Yang terbaru akan berakhir pada 17 Juli mendatang.

Berbicara kepada delegasi pemimpin Afrika di St. Petersburg pada hari Jumat, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa pasokan biji-bijian Ukraina ke pasar dunia tidak menyelesaikan masalah negara-negara Afrika yang membutuhkan makanan.

"Meskipun Barat berjanji bahwa kesepakatan itu akan membantu negara-negara termiskin, hanya 3,1% dari pengiriman biji-bijian Ukraina yang berakhir di Afrika, dengan 38,9% diantaranya dikirim ke UE," jelasnya.

Posting Komentar

0 Komentar