Sejarah Wagner Group, Tentara Bayaran yang Kini Balik Menyerang Rusia Halaman all - Kompas.com
KOMPAS.com - Situasi di Rusia memanas setelah pemimpin kelompok tentara bayaran Wagner Group, Yevgeny Prigozin membelot dari Rusia.
Prigozhin bahkan mengeklaim pasukannya telah memasuki Rusia untuk menyingkirkan pimpinan tertinggi negara tersebut.
Hal ini disebut bermula dari pernyataan Prigozhin yang mengeklaim militer Rusia menyerang kamp Wagner dan membunuh sebagian besar anak buahnya.
Ia pun bersumpah untuk membalas dan menghancurkan militer Rusia, dikutip dari CNN.
Lantas, apa itu Wagner Group hingga disewa oleh Rusia?
Sejarah Wagner Group
Pada saat itu, mereka adalah organisasi rahasia, beroperasi sebagian besar di Afrika dan Timur Tengah, dan diperkirakan hanya memiliki sekitar 5.000 tentara yang berasal dari veteran resimen elit Rusia.
Sejak itu, Wagner Group telah berkembang pesat.
"Wagner hampir pasti sekarang memimpin 50.000 pejuang di Ukraina dan telah menjadi komponen kunci dari kampanye Ukraina," kata Kementerian Pertahanan Inggris pada Januari 2023, dikutip dari BBC.
Kelompok itu disebut mulai merekrut dalam jumlah besar pada 2022, karena Rusia kesulitan menemukan orang untuk tentara reguler.
Awal tahun ini, Dewan Keamanan Nasional AS menyebutkan, sekitar 80 persen pasukan Wagner di Ukraina ditarik dari penjara.
Meskipun tentara bayaran ilegal di Rusia, Grup Wagner terdaftar sebagai perusahaan pada 2022 dan membuka markas baru di St Petersburg.
"Ini secara terbuka merekrut di kota-kota Rusia, di papan reklame, dan disebut di media Rusia sebagai organisasi patriotik," kata Dr Samuel Ramani, dari think tank Royal United Services Institute.
Jejak Wagner Group di dunia
Di Afrika, Wagner Group telah beroperasi dalam konflik sipil di Libya, dikutip dari NBC News.
Saat itu, Rusia mengirimkan peralatan militer termasuk pesawat tempur dan kendaraan lapis baja, sehingga bisa mendapatkan pijakan di negara tersebut.
Wagner Group juga dikirim ke Republik Afrika Tengah. Di sana, mereka dituduh mengeksekusi warga sipil, menyerang pasukan penjaga perdamaian PBB, dan menargetkan komunitas Muslim saat perang saudara berkecamuk.
Diplomat senior Barat mengatakan, Wagner Group menguasai sebuah tambang emas di Afrika, sementara Human Rights Watch menyebutkan dalam sebuah laporan bahwa pasukannya diduga melakukan kekejaman di sana, termasuk mengeksekusi orang-orang tak bersenjata.
Perang di Ukraina telah membantu tumbuhnya pengaruh Prigozhin.
Pasalnya, militer Rusia mengandalkan pejuang Wagner di Ukraina. Dalam beberapa kasus, pejabat militer Rusia bahkan berada di bawah komando Grup Wagner.
Komentar
Posting Komentar