AS Kirim Bom Cluster, Rusia: AS Buang 'Senjata Tua' ke Ukraina - detik

 

AS Kirim Bom Cluster, Rusia: AS Buang 'Senjata Tua' ke Ukraina

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 18 Jul 2023 17:53 WIB
Ukrainian military serviceman Igor Ovcharruck holds a defused cluster bomb from an MSLR missile, among a display of pieces of rockets used by Russian army, that a Ukrainian munitions expert said did not explode on impact, in the region of Kharkiv, Ukraine, October 21, 2022. REUTERS/Clodagh Kilcoyne/File Photo
Tentara Ukraina menjinakkan bom cluster yang ditemukan di medan perang (dok. REUTERS/Clodagh Kilcoyne/File Photo)
Washington DC -

Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Amerika Serikat (AS) Anatoly Antonov mengomentari pasokan bom cluster yang kontroversial oleh Washington kepada Ukraina. Antonov mengatakan bahwa pasokan bom cluster untuk Kyiv itu sama saja dengan AS 'membuang senjata-senjata tua' miliknya.

Seperti dilansir kantor berita Rusia, TASS, Selasa (18/7/2023), Antonov dalam pernyataan yang diposting saluran Telegram Kedutaan Besar Rusia menyebut bahwa keputusan AS tidak memasok kembali persediaan bom cluster-nya memperjelas upaya negara itu menjadikan Ukraina sebagai tempat pembuangan senjata lama.

"Posisi semacam itu secara sempurna menunjukkan sikap sebenarnya dari Amerika Serikat terhadap Ukraina," cetus Antonov dalam pernyataannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Washington ingin menggunakan republik itu (Ukraina-red) untuk membuang senjata-senjata tuanya, mengubah bagian Uni Soviet yang dulunya kaya dan subur menjadi 'kuburan' di mana akan menjadi tidak mungkin untuk ditinggali," sindir Dubes Rusia tersebut.

Baca juga:

"Sub amunisi AS yang tidak meledak akan tetap berada di wilayah ini, demikian juga tumpukan logam hangus dari Leopard buatan Jerman dan material-material Barat lainnya," imbuhnya.

"Mendeklarasikan slogans-slogan angkuh soal memperkuat kemampuan tempur Angkatan Bersenjata Ukraina, AS semakin rendah dalam hal mengamati prinsip-prinsip moral mendasar, secara sinis membuang limbah mematikan ke Ukraina," sebut Antonov menuduh AS.

Otoritas mengumumkan rencana untuk memasok bom cluster ke Ukraina pada 7 Juli lalu. Rencana itu menuai banyak kritikan, termasuk dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan beberapa negara sekutu AS sendiri.

Namun Washington tetap melanjutkan rencananya dengan beralasan bahwa pasukan Kyiv mulai kehabisan amunisi dalam serangan balasan melawan pasukan Rusia. Pada Kamis (13/7) lalu, Ukraina mengumumkan telah menerima pasokan bom cluster dari AS dan berjanji membatasi penggunaannya.

Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

Saksikan Video 'Putin Akan Balas Serangan Ukraina Buntut Ledakan di Jembatan Crimea':

Ukraina menegaskan pasukan militernya hanya akan menggunakan bom cluster untuk memecah konsentrasi pasukan Rusia ketika berupaya merebut kembali wilayah mereka yang diduduki. Kyiv juga menegaskan tidak akan menggunakan bom cluster di wilayah Rusia.

Penggunaan bom cluster dilarang oleh 120 negara, karena bom jenis itu biasanya melepaskan sejumlah besar bom berukuran lebih kecil yang bisa membunuh tanpa pandang bulu di wilayah yang luas. Beberapa bom cluster bisa gagal meledak dan akan memicu bahaya hingga beberapa tahun kemudian.

Awal pekan ini, seperti dilansir Reuters, Presiden Vladimir Putin menyatakan Rusia memiliki pasokan bom cluster yang cukup dan berhak untuk menggunakannya jika bom jenis tersebut digunakan terhadap pasukan Moskow di Ukraina.

"Saya ingin mencatat bahwa di Federasi Rusia, ada pasokan yang cukup dari berbagai jenis bom cluster. Kami belum menggunakannya. Tapi tentu saja jika bom cluster itu digunakan untuk melawan kami, kami berhak mengambil tindakan timbal balik," tegas Putin dalam pernyataannya.

Baca juga:

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya