MbS Sebut UEA Tikam Saudi dari Belakang, Ancam Sanksi hingga Blokade By CNN Indonesia

 

MbS Sebut UEA Tikam Saudi dari Belakang, Ancam Sanksi hingga Blokade

By CNN Indonesia

CNN Indonesia

Sabtu, 22 Jul 2023 09:10 WIB

Pangeran MbS ancam menjatuhkan sanksi atas Uni Emirat Arab karena tak mau terus-menerus disaingi.

Pangeran MbS dan Presiden UEA Mohammed bin Zayed. Foto: AFP/BANDAR AL-JALOUD

Jakarta, CNN Indonesia --

Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MbS) menuding Uni Emirat Arab "menikam dari belakang" dan mengancam akan menjatuhkan sanksi atas UEA.

Dalam sebuah pertemuan dengan para wartawan Desember 2022 lalu, Pangeran MbS mengancam akan memblokade UEA lantaran tak mau terus-menerus disaingi.

PARALLAX BANNER
300x250

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

MbS bahkan menyebut telah mengirim sederet tuntutan ke Abu Dhabi dan memperingatkan bahwa Riyadh akan mengambil langkah tegas jika UEA terus melemahkan pengaruh Riyadh di kawasan Teluk.

Dilansir WSJ, Pangeran MbS mengancam akan memberlakukan sanksi yang lebih buruk daripada yang diberlakukan atas Qatar.

"Ini akan lebih buruk daripada apa yang saya lakukan terhadap Qatar," kata MbS dalam pertemuan itu.

Pada 2017 lalu, hubungan Saudi-Qatar memang sempat memburuk. Saat itu Riyadh menetapkan embargo atas Qatar dengan memblokade ekonomi selama lebih dari tiga tahun. Kedua negara baru rujuk di tahun 2021, diduga karena ingin membentuk blok melawan Iran.

Sementara itu hubungan Pangeran MbS dengan Presiden Uni Emirat Arab Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan telah menegang sejak beberapa waktu lalu, lantaran kedua pemimpin berebut kekuasaan di wilayah Teluk.

Perselisihan kedua pemimpin ini juga tumpah di pertemuan OPEC pada Oktober lalu. Saat itu UEA menuding Saudi memaksanya menyetujui pengurangan produksi minyak.

Emirat sampai-sampai menyatakan siap menarik diri dari OPEC karena sangat frustrasi dengan dominasi Riyadh dalam organisasi tersebut.

Ketegangan antara Saudi dan UEA ini pun membuat was-was kalangan pejabat AS. Mereka khawatir persaingan keduanya di Teluk bisa menghambat upaya untuk membangun blok keamanan guna melawan Iran, menyelesaikan perang di Yaman, dan memperluas hubungan diplomatik Israel dengan negara-negara Muslim.

(dna)

Baca Juga

Komentar