Bye Swedia, Negara Muslim Mau Boikot IKEA Cs
Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa negara muslim mulai menggemakan gerakan untuk memboikot produk Swedia. Hal ini terjadi saat negara asal IKEA Cs itu masih terus membiarkan aksi pembakaran kitab suci Al-Quran.
Terbaru, aksi pembakaran itu dilakukan lagi oleh imigran asal Irak, Salwan Momika, di depan Parlemen Swedia, Senin (30/7/2023). Ini merupakan ketiga kalinya Salwan membakar dan menistakan kitab suci itu.
Menteri Perindustrian dan Perdagangan Yaman, Muhammad Sharif al-Mutahar telah mengumumkan boikot produk Swedia di Juli. Ini diikuti Sekretaris Dewan Tertinggi Koordinasi Ekonomi Iran, Mohsen Rezaei, yang juga menyerukan boikot.
Sebuah supermarket di Qatar juga mengambil tindakan boikot untuk semua barang Swedia. Souq Al Baladi mengumumkan bahwa supermarket tidak akan menjual produk Swedia sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Seruan di media sosial juga diutarakan sejumlah kelompok umat Islam di Timur Tengah dan Afrika Utara. Mereka memeri tagar "hukum pemerintah Swedia" dan "boikot produk Swedia".
Swedia adalah salah satu ekonomi terbesar di Eropa dengan US$ 585,94 miliar, menurut Bank Dunia. Negara ini juga merupakan rumah bagi perusahaan multinasional besar seperti IKEA, H&M, Electrolux, Volvo, dan Ericsson.
Menurut angka yang diberikan kepada DW oleh Kamar Dagang Swedia, 2,6% ekspor Swedia dikirim ke Timur Tengah dan Afrika Utara pada tahun 2022 dengan nilai mencapai US$ 4,88 miliar.
Pengimpor produk Swedia terbesar di antara negara-negara Muslim adalah Turki dan Arab Saudi, menurut database COMTRADE PBB. Ini kemudian diikuti oleh Mesir, Uni Emirat Arab, Indonesia, Malaysia, Maroko, Qatar, Aljazair, dan Pakistan.
Business Sweden, grup pengembangan bisnis yang dimiliki bersama oleh Pemerintah Swedia, mengatakan bahwa perusahaan Swedia umumnya memiliki reputasi yang baik dan dianggap sebagai pemberi kerja teladan dengan pemahaman yang kuat. Menurut mereka, pembakaran kitab suci itu tidak mencerminkan nilai-nilai Swedia.
"Kami ingin menekankan bahwa peristiwa di Swedia, di mana Al Quran dibakar, sama sekali tidak mencerminkan nilai-nilai kami, dan itu adalah sesuatu yang, seperti pemerintah Swedia, kami kutuk dan jauhkan dari diri kami sendiri," tegas lembaga itu dikutip Deutsche Welle (DW).
Sementara itu, aksi pembakaran Al Quran ini sendiri juga membawa dampak besar bagi hubungan diplomatik Swedia dengan negara-negara Muslim. Irak memutuskan hubungan diplomatik dengan Stockholm dan beberapa negara mayoritas Muslim telah memanggil duta besar Swedia mereka untuk mengadu.
Perdana Menteri Ulf Kristersson mengatakan hari Minggu di Instagram bahwa pemerintahnya sedang menganalisis situasi hukum terkait penodaan Al-Qur'an dan kitab suci lainnya, mengingat tindakan semacam itu menimbulkan permusuhan terhadap Swedia.
"Kami berada dalam situasi kebijakan keamanan paling serius sejak Perang Dunia Kedua," kata Kristersson.
Komentar
Posting Komentar