Kudeta Niger: Ketika Rakyat Dukung Rusia dan Minta Prancis Angkat Kaki
Kudeta di Niger pekan lalu membuat permusuhan warganya dengan kekuatan Barat makin meruncing. Di saat bersamaan dukungan terhadap Rusia makin menguat.
Itu terlihat dengan semakin banyaknya berkibarnya bendera Rusia. Bahkan warga Niger kerap memakai pakaian bercorak bendera Rusia.
Laporan BBC semakin meruncingnya kebencian terhadap Barat erat kaitannya dengan Prancis, eks penjajah negara ini.
Presiden yang dikudeta Mohamed Bazoum dikenal sebagai sekutu dekat Barat dan Prancis. Barat membantu Bazoum melawan milisi Islam dan menjadikannya mitra ekonomi penting.
Niger mengizinkan Prancis mendirikan pangkalan militer di negaranya. Sebagai negara penghasil uranium terbesar ketujuh di dunia, Niger mengekspor mayoritas sumber daya alam itu ke Prancis.
Salah seorang pengusaha asal Niger yang bertempat tinggal di kota Zinder mengatakan, apa yang dilakukan Prancis terhadap negaranya membuat muak. Kepada BBC, pengusaha itu meminta identitasnya dirahasiakan.
"Saya pro-Rusia dan saya tidak suka Prancis. Sejak kecil saya menentang Prancis," kata pengusaha tersebut.
"Mereka mengeksploitasi kekayaan negara kami seperti uranium, minyak bumi dan emas. Warga miskin Niger tidak bisa makan tiga kali sehari karena Prancis," sambung dia.
Dia menambahkan, pada Senin (31/7) kemarin ribuan orang di Zinder turun ke jalan. Mereka mendukung kudeta militer terhadap Bazoum yang pro-Barat.
Pada demo itu pengusaha tersebut memakai pakaian dengan warna bendera Rusia. Ia memastikan tindakan itu dilakukan atas kemauan sendiri tanpa bayaran dari kelompok pro-Rusia.
"Saya mau Rusia membantu kami dengan keamanan dan pangan. Rusia bisa menyuplai teknologi demi meningkatkan pertanian kami," kata pengusaha.
Bukan hanya di Zinder, dukungan terhadap Rusia terlihat jelas di ibu kota Niger, Niamey.
Itu terlihat ketika massa berdemo yang berujung rusuh di depan Kedubes Prancis. Massa meneriakkan 'hidup (Vladimir) Putin' dan 'Jatuhkan Prancis.
Meski dukungan terhadap Rusia kian deras, seorang petani Niger But Moutaka punya pandangan berbeda. Dia mengatakan, kudeta buruk bagi semua orang di Niger.
"Saya tidak mendukung datangnya Rusia ke negara kami karena mereka orang Eropa dan tidak akan menolong kami," ucap Moutaka.
Komentar
Posting Komentar