Iran-Pakistan Lagi 'Panas', China Buka Suara-Singgung Negara Islam
Internasional
News
Rabu, 17/01/2024 15:55 WIB
Foto: Warga melintas di depan bn berbentuk hati menjelang peringatan ke-70 pendiri Republik Rakyat China di Shanghai, Cina (26/9/2019). (REUTERS / Aly Song)
Jakarta, CNBC Indonesia - Rudal Iran yang menghantam Pakistan dan menewaskan dua orang anak telah meningkatkan ketegangan di antara keduanya. China pun mendesak Pakistan dan Iran untuk menahan diri.
"Kami menyerukan kedua belah pihak untuk menahan diri, menghindari tindakan yang akan mengarah pada peningkatan ketegangan dan bekerja sama untuk menjaga perdamaian dan stabilitas," kata pejabat Kementerian Luar Negeri Mao Ning dalam pengarahan rutin, Rabu (17/1/2024), sebagaimana dikutip AFP.
"Kami menganggap Iran dan Pakistan sebagai tetangga dekat dan negara Islam yang besar," katanya.
Baik Iran dan Pakistan adalah mitra dekat Beijing dan anggota Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO).
Pakistan mengecam serangan yang terjadi di dekat perbatasan kedua negara pada Selasa (16/1/2024) malam, sebagai tindakan yang "sama sekali tidak dapat diterima", dan mengatakan bahwa serangan tersebut tidak beralasan.
Iran belum memberikan komentar resmi, namun kantor berita Nour yang dikelola negara mengatakan serangan itu menghancurkan markas besar kelompok jihad Jaish al-Adl (Tentara Kehakiman) di Pakistan.
Dibentuk pada 2012, Jaish al-Adl masuk daftar hitam oleh Iran sebagai kelompok teroris dan telah melakukan beberapa serangan di wilayah Iran dalam beberapa tahun terakhir.
Serangan itu terjadi setelah Iran melancarkan serangan rudal terhadap "markas mata-mata" dan sasaran "teroris" di Suriah, dan di wilayah otonom Kurdistan Irak.
Serangan Iran menambah banyak krisis di Timur Tengah, dengan Israel melancarkan perang melawan Hamas di Gaza dan kelompok Houthi pro-Palestina di Yaman menyerang kapal-kapal komersial di Laut Merah.
Saksikan video di bawah ini:
Video: Houthi Pamer Pasukan
(luc/luc)
Komentar
Posting Komentar