Mahfud Serang Kebijakan Food Estate, Pakar: Bagian dari Pemerintahan Jokowi tapi Beda Kepentingan - BeritaSatu

 Mahfud Serang Kebijakan Food Estate, Pakar: Bagian dari Pemerintahan Jokowi tapi Beda Kepentingan

BeritaSatu.com

Jakarta, Beritasatu.com - Sikap berbeda diperlihatkan Mahfud MD kala menjalani debat calon wakil presiden (cawapres) pada Minggu (21/1/2024). Kala itu, cawapres nomor urut 3, mengkritik beberapa kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

ADVERTISEMENT

Mahfud yang juga menjabat sebagai menteri koordinator bidang politik, hukum, dan keamanan (menko polhukam) itu, menyerang kebijakan pemerintah soal food estate (lumbung pangan nasional) yang dinilainya gagal dan reforma agraria. Publik kemudian bertanya-bertanya, apa gerangan yang membuat Mahfud berbalik menyerang Jokowi.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin mengatakan, perbedaan itu lebih pada sikap politik, yakni Mahfud kini diusung Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan. Fakta politiknya, PDI Perjuangan sudah berseberangan dengan Jokowi, yang diusungnya menjadi presiden dua periode.

"Ya karena saat ini beda kubu, beda koalisi, beda kepentingan dengan Jokowi. ya walaupun serangan itu tidak bagus karena serangan itu, dia bagian dari pemerintahan Jokowi," ujarnya kepada Beritasatu.com, Senin (22/1/2024).

Terpilihnya Mahfud MD menjadi menko polhukam, menurut Ujang karena andil besar Jokowi. Dari sepak terjang Mahfud yang bersinar itulah, membuatnya dipinang PDI Perjuangan menjadi pendamping Ganjar Pranowo.

"Bintangnya itu cemerlang ya saat ini, saat menjadi menko polhukam. Itu kan bukan sembarangan, peranan menteri yang strategis dan penting dan itu andil besar Jokowi. Itu Jokowi yang angkat. Jokowi yang berikan jabatan, sematkan dan lantik Mahfud MD. Dia ibaratnya kariernya cemerlang, bagus di mata publik, bagus di mata masyarakat. Nah, ketika bagus, maka PDIP mengangkat Mahfud menjadi cawapres," bebernya.

Ujang menilai, sikap menyerang Mahfud karena berada dalam barisan yang sama dengan PDI Perjuangan. Partai berlambang kepala Banteng dengan moncong putih itu, saat ini boleh dibilang berhadap-hadapan dengan Jokowi.

"PDIP sudah berhadap-hadapan dengan Jokowi. Ya, makanya, suka tidak suka, Mahfud masuk celah di situ untuk mengkritisi Jokowi. Ya itulah politik, kadang beda-beda tipis antara, kawan dan lawan, lawan dan kawan. Begitu cepat juga perubahan sikap siapa pun, ketika beda dukungan, ketika beda kepentingan, ketika beda pilihan," tuturnya.

Padahal, jika melihat ke belakang, Mahfud pada 2019 pernah gagal menjadi cawapres. Saat itu, Mahfud mengaku diminta menyiapkan diri untuk menjadi cawapres Jokowi.

Kabar tersebut didapat dari Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, pada 1 Agustus 2018 atau seminggu sebelum deklarasi capres dan cawapres. Mahfud bahkan sudah mengirimkan CV hingga mengenakan pakaian sesuai arahan yang diberikan.

Namun, yang terjadi saat pengumuman cawapres, nama Mahfud tidak terucap, yang dipilih adalah KH Ma'ruf Amin. Padahal, Mahfud sudah datang ke lokasi dengan kemeja putih.

Batalnya Mahfud menjadi cawapres, dikabarkan karena ada penolakan dari parpol koalisi yakni Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang dipimpin Muhaimin Iskandar (Cak Imin).

Pilpres 2024

Pemilu 2024

Debat Capres Cawapres

Presiden Jokowi

Mahfuud MD

Simak berita dan artikel lainnya di Google News

Ikuti terus berita terhangat dari Beritasatu.com via whatsapp

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya