Mentan Pastikan Program Food Estate Tidak Gagal dan Berjalan Sesuai Target - Beritasatu

 

Mentan Pastikan Program Food Estate Tidak Gagal dan Berjalan Sesuai Target

BeritaSatu.com

Jakarta, Beritasatu.com - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa program lumbung pangan atau food estate bukanlah proyek yang gagal. Beberapa proyek food estate yang tengah dilaksanakan di berbagai daerah, menurutnya, telah berjalan dengan baik dan mencapai target yang ditetapkan.

ADVERTISEMENT

"Food estate ini bukan proyek instan, butuh proses. Kenyataannya, kita memiliki 10 juta hektare lahan yang sebelumnya tidak dimanfaatkan untuk pertanian. Sekarang, kita sedang menggarapnya, butuh proses dan teknologi agar lahan tersebut menjadi produktif," ujar Andi di Jakarta pada Senin (21/1/2024)

Mentan menunjukkan contoh kesuksesan food estate di Humbang Hasundutan seluas 418,29 hektare. Selain itu, food estate di Temanggung dan Wonosobo seluas 907 hektare telah berhasil panen komoditas hortikultura.

Di Kalimantan Tengah, telah dilakukan intensifikasi dan ekstensifikasi lahan yang mampu menghasilkan panen padi dengan produktivitas mencapai 5 ton per hektare. Hal yang sama terjadi di Sumba Tengah (NTT) dan Kabupaten Keerom (Papua) yang berhasil panen jagung di lahan seluas 500 hektare.

"Food estate tersebut sudah berhasil panen. Food estate Gunung Mas juga sudah panen jagung seluas 10 hektare dan singkong seluas 3 hektare. Kami terus memantau lahan tersebut," tambahnya.

Menteri Amran juga menyatakan bahwa sektor pertanian akan selalu menjadi penyangga ekonomi nasional dan dapat menekan tingkat inflasi. Pada 2017, sektor pertanian bahkan berhasil menurunkan inflasi sebesar 1,26%, mendapatkan apresiasi dari Badan Pangan Dunia (FAO).

Indonesia telah mencapai swasembada bawang merah sejak 2016 dan bahkan pada 2017 mulai mengekspor bawang merah ke enam negara, termasuk Thailand. Swasembada beras juga berhasil dicapai pada tahun 2018, 2019, dan 2020. Beberapa komoditas lainnya seperti jagung, telur, dan ayam juga mencapai swasembada pada 2018.

"Saya ingin mengingatkan bahwa pertanian bukan hanya menjadi bahan diskusi, tetapi harus dikerjakan. Turun ke lapangan, itulah yang kami lakukan di Kementan," tegasnya.

Isu food estate memang menjadi perbincangan hangat, khususnya setelah debat kedua cawapres, Minggu (21/1/2024). Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1 Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan cawapres nomor urut 3 Mahfud MD kompak menyebut food estate sebagai proyek gagal.

"Jangan seperti food estate yang gagal dan merusak lingkungan, yang bener saja, rugi dong kita," kata Mahfud.

"Food estate mengabaikan petani kita merugikan masyarakat adat kita. Hasilkan konflik agraria bahkan merusak lingkungan kita. Ini harus dihentikan," kata Cak Imin.

Sementara cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka menyebut food estate merupakan program jangka panjang, sehingga tidak bisa diukur dalam waktu dekat. Diketahui, program food estate berada di bawah koordinasi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, capres pendamping Gibran.

"Memang yang namanya food estate, lahan pertanian itu program jangka panjang, tidak bisa diukur sekali panen, dua kali panen, tiga kali panen. Panen pertama, kedua, dan ketiga itu pasti tidak pernah 100%. Petani pasti paham. Setelah panen keenam, ketujuh, kedelapan baru hasilnya terlihat bagaimana," kata Gibran.

Baca Juga

Komentar