Nelayan Natuna Minta Tiga Capres Setop Serbuan Kapal Ikan Asing - CNN Indonesia

 

Nelayan Natuna Minta Tiga Capres Setop Serbuan Kapal Ikan Asing

CNN Indonesia
Jumat, 19 Jan 2024 14:01 WIB
Nelayan-nelayan di Natuna meminta para capres jika menang Pilpres 2024 nanti ada perhatian lebih terhadap mereka, terutama mengusir serbuan kapal ikan asing.
Kapal-kapal nelayan bersandar di Kabupaten Natuna beberapa waktu silam. (CNN Indonesia/Feri Agus)
Tanjung Pinang, CNN Indonesia --

Nelayan-nelayan di Natuna, Kepulauan Riau, meminta capres yang menang Pilpres 2024 nanti memberi perhatian lebih terhadap mereka.

Salah satu nelayan, Djoko Supriyanto, asal Kelurahan Sedanau, Kecamatan Bunguran Barat, Kabupaten Natuna, menaruh harapan besar terhadap tiga paslon peserta Pilpres 2024.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami nelayan yang hidup di perbatasan Indonesia di Natuna Utara, harapan kami ada perhatian di segi keamanan, ketenteraman dalam mencari nafkah dari gangguan kapal asing dan kapal-kapal berukuran besar yang beroperasi di area tangkap nelayan lokal," Kata Djoko saat dihubungi Jum'at (18/1).

Lebih lanjut, ia mengatakan kalau untuk keamanan di laut Natuna yang begitu luas hendaknya pemerintah pusat merekrut sebagian nelayan yang sering menangkap ikan di perbatasan sebagai sumber informasi riil di lapangan. Pasalnya, mereka--termasuk dirinya-- masih menjumpai puluhan Kapal Ikan Asing ( KIA) diduga dari Vietnam yang menjaring ikan di sana.

Selain itu, Djoko dkk mengeluhkan ada kapal ikan dari luar Natuna, seperti diduga dari Tegal dan Asahan yang menangkap ikan dengan menggunakan pukat tidak ramah lingkungan.

"Sekitar puluhan kapal lah, ada Kapal Ikan Vietnam, Kapal Tegal sama Kapal Tanjung Balai Asahan di Laut Pulau Semiun Kecamatan Pulau Laut," ujar Djoko.

Dia memaparkan pada musim angin utara, nelayan di sana umumnya hanya bisa melaut di pinggiran pantai karena kondisi cuaca tidak memungkinkan untuk pergi ke laut lebih dalam.

Selain itu, Djoko hanya bisa mengandalkan rumpon ikan yang dipasangnya di laut dengan harapan banyak dapat ikan. Rumpon yang dipasang dibuat sendiri tanpa ada bantuan dari pemerintah.

Persoalan pengepul ikan

Keluhan lain dari nelayan Natuna, kata Djoko, adalah masalah harga ikan yang diatur oleh pengepul ikan lokal terbilang sangat murah.

Dia mengeluhkan harga jual ikan murah di tangan pengepul tak sebanding dengan ongkos melaut sekarang sangat tinggi.

Terpisah, Asmareno, seorang nelayan asal Desa Kadur, Kecamatan Pulau Laut, Kabupaten Natuna juga meminta ada perhatian kesejahteraan terhadap nelayan perbatasan.

"Harapan kami, sebagai nelayan meminta sejahterakan kami nelayan, Harga ikan di Pulau perbatasan sangat rendah bandingkan dengan kabupaten tolong naik kan harga ikan kami tak sebanding dengan harga sembako," Kata Asmareno saat dihubungi Jum'at.

Serupa Djoko, dia juga mengeluhkan soal masih banyak kapal ikan asing dan kapal dari luar Natuna yang berkeliaran di perairan Pulau Laut, dan sangat dekat dengan tangkapan nelayan lokal.

"Masih ada Kapal Ikan Asing seperti Vietnam dan Kapal Tegal Provinsi Jawa Tengah berkeliaran di wilayah kita" Katanya.

Warga Natuna kebanyakan berprofesi sebagai nelayan untuk mencari nafkah, kondisi ini lantaran wilayah natuna dibatasi dengan lautan dan memiliki sumber daya alam yang kaya dengan hasil ikan laut.

(arp/kid)

Komentar

Opsi Media Informasi Group

Baca Juga (Konten ini Otomatis dan tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsiin

Opsitek