Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

AS Bakal Kirim Ribuan Bom-Amunisi ke Israel di Tengah Agresi Gaza - CNN Indonesia

 

AS Bakal Kirim Ribuan Bom-Amunisi ke Israel di Tengah Agresi Gaza

CNN Indonesia

Jakarta, CNN Indonesia --

Amerika Serikat disebut akan mengirimkan lebih banyak bom dan senjata ke Israel, yang hingga kini masih terus melakukan serangan tanpa henti di Gaza.

AS diperkirakan tengah menyiapkan pengiriman masing-masing sekitar 1.000 bom MK-82 seberat 227 kilogram dan Joint Direct Attack Munitions (JDAM) KUM-752.

AS juga sedang mempertimbangkan pengiriman bom FMU-139, dengan total pengiriman diperkirakan bernilai puluhan juta dolar yang akan dibayarkan dari bantuan militer AS ke Israel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rencana pengiriman senjata ini usai Kedutaan Besar AS di Yerusalem menyebut pemerintah Israel telah meminta percepatan akuisisi alat pertahanan Israel di tengah ancaman regional yang terus muncul.

Hingga kini pemerintahan Presiden Joe Biden telah dua kali meloloskan kesepakatan di Kongres, untuk mengirim bom dan amunisi lainnya di tengah agresi Gaza.

Israel berdalih senjata mereka yang tersisa hanya cukup untuk bertahan selama 19 minggu agresi Gaza, namun amunisi itu akan berkurang beberapa hari jika Israel melancarkan serangan penuh terhadap Lebanon.

Padahal AS termasuk salah satu negara yang mendorong gencatan senjata di Gaza dan menentang rencana Israel melakukan invasi darat di Rafah.

Jumat pekan lalu, Presiden Biden mengaku telah berulang kali mengatakan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa harus ada gencatan senjata sementara di Gaza.

Namun faktanya AS telah menyediakan 21 ribu amunisi presisi ke Israel sejak dimulainya agresi Oktober 2023 lalu.

Israel pekan ini juga bersikeras bakal melancarkan invasi darat di Rafah, kota paling selatan di Gaza yang berbatasan dengan Mesir. Di Rafah, sekitar 1,4 juta dari 2,3 juta penduduk Palestina terpaksa mengungsi akibat agresi Israel.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan negaranya "merencanakan secara menyeluruh" invasi darat ke Rafah. PM Israel Netanyahu pun menolak perintah internasional soal resolusi jangka panjang konflik Israel dengan Palestina.

Negeri Zionis itu bahkan cenderung mengabaikan perintah sementara Mahkamah Internasional, untuk melakukan segala cara mencegah genosida di Gaza. Hingga kini warga sipil Palestina yang tewas mencapai nyaris 29 ribu orang.

(dna)

Posting Komentar

0 Komentar