Bapanas Ajak Stakeholder Optimalkan Serapan Panen Raya
KBRN, Jakarta: Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengajak seluruh pihak untuk bersiap dalam mengoptimalkan serapan panen raya padi yang akan datang. Koordinasi antar kementerian, lembaga, sektor swasta hingga petani menjadi kunci kesuksesan serapan masa panen ini.
"Untuk itu, kita harus lakukan koordinasi bersama BUMN di bidang pangan, Bulog, private sector, penggiling padi, pengusaha jagung, perusahaan pakan ternak. Termasuk seluruh kementerian dan lembaga terkait," ucap Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi dalam keterangan tertulis yang diterima RRI, Minggu (4/2/2024).
Arief mengatakan antisipasi panen pada Maret mendatang menjadi krusial. Sebab momentum tersebut dapat menjaga harga di tingkat petani agar tidak jatuh.
Ia menyebutkan pada titik inilah peran pemerintah untuk menjaga hasil petani yang berlimpah nanti. Tentunya melalui penyerapan, khususnya komoditas padi dan jagung sesuai harga acuan pembelian yang ditetapkan.
"Ini yang juga menjadi concern Bapak Presiden Joko Widodo. Agar keseimbangan harga baik di tingkat produsen, pedagang, dan konsumen terjaga," ungkap Arief.
Adapun penyerapan hasil panen petani mengacu pada Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 5 tahun 2022. Perbadan itu mengatur Harga Acuan Pembelian di Tingkat Produsen dan Harga Acuan Penjualan di tingkat Konsumen Komoditas Jagung, Telur Ayam Ras, dan Daging Ayam Ras.
Termasuk Perbadan nomor 6 tahun 2023 tentang Harga Pembelian Pemerintah dan Rafaksi Harga Gabah dan Beras. "Harga tersebut adalah harga minimal yang diterima petani sehingga para petani Indonesia terjaga dari kerugian," ucap Arief.
Lebih lanjut Arief menegaskan kualitas hasil panen sangat penting sebagai tolak ukur penerimaan produk yang baik di pasaran. Untuk itu, Ia mengingatkan para penggiling padi, perusahaan jagung, dan pakan ternak mempersiapkan dryer atau pengering secara maksimal.
"Hal ini menjadi prioritas kami terutama bersama Menteri Pertanian Pak Amran Sulaiman. Ini sangat penting untuk dapat mengurangi kadar air padi dan jagung sampai sekitar 14 persen," katanya.
Sebagai informasi, pengaturan persentase maksimum kadar air diatur dalam Perbadan Nomor 6 Tahun 2023. Untuk Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani dan di penggilingan maksimum 25 persen.
Gabah Kering Giling (GKG) di penggilingan dan di gudang Perum Bulog maksimum 14 persen. Sedangkan untuk beras di gudang Bulog kadar air maksimum 14 persen.
Kemudian komoditas jagung, kualitas kadar air diatur dalam Perbadan 5 tahun 2022. Harga acuan Pembelian Jagung Pipilan kering untuk kadar air 15 persen sebesar Rp 4.200 per kilogram (kg).
Kemudian kadar air 20 persen Rp 3.970 per kg, kadar air 25 persen Rp 3.750 per kg. Sedangkan kadar air 30 persen Rp 3.540 per kg.
"Untuk itu, kami dalam waktu dekat bersama Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman akan mengundang para stakeholder pangan tersebut. Untuk mempersiapkan penyerapan hasil produksi petani yang diperkirakan akan mengalami surplus di saat panen raya pada Maret 2024," ucapnya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menyebutkan masa panen raya padi dan jagung diperkirakan mulai berlangsung Maret 2024. Seluruh stakeholder diajak untuk bersiap menyambut masa panen raya tersebut.
Komentar
Posting Komentar