Bentrok Antarsuku di Negara Tetangga RI, 64 Tewas Berlumuran Darah
Jakarta, CNN Indonesia --
Sebanyak 64 orang tewas berlumuran darah ditemukan di dataran tinggi terpencil di negara tetangga Indonesia, Papua Nugini, akibat konflik antarsuku.
Insiden terjadi di dekat kota Wabag, sekitar 600 kilometer barat laut ibu kota Port Moresby. Puluhan korban tewas itu merupakan anggota suku yang disergap kelompok musuh pada Minggu (18/2) kemarin.
Daerah tersebut memang telah menjadi tempat terjadinya konflik dan pembunuhan massal antara suku Sikin, Ambulin, Kaekin dan anggota suku lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir AFP, bukti foto dari polisi di lokasi kejadian menunjukkan mayat-mayat dalam kondisi telanjang dan berlumuran darah tergeletak di pinggir jalan dan ditumpuk di bagian belakang truk bak terbuka.
Beberapa korban bahkan kehilangan anggota tubuh dan dibiarkan telanjang di jalan dengan botol bir atau kaleng diletakkan di dada mereka.
Polisi mengatakan baku tembak sedang berlangsung di lembah-lembah terdekat dan mayat juga ditemukan di semak-semak dekat jalan.
"Kami yakin masih ada beberapa mayat di sana," kata Asisten Komisaris Polisi Samson Kua.
Berbagai suku memang terlibat perang di dataran tinggi Papua Nugini selama berabad-abad.
Warga sipil termasuk wanita hamil dan anak-anak bahkan menjadi korban di masa lalu. Pembunuhan seringkali sangat kejam di mana korban dibacok dengan parang, dibakar, disiksa hingga dimutilasi.
Namun masuknya tentara bayaran dan senapan otomatis membuat perang jadi lebih mematikan. Kua mengatakan orang-orang bersenjata itu menggunakan persenjataan termasuk SLR, AK-47, M4, AR15 dan M16, serta senapan pompa dan senjata api rakitan.
Penjabat komandan polisi provinsi tersebut, Patrick Peka, mengatakan banyak korban tewas diyakini adalah tentara bayaran.
"Polisi dan pemerintah tidak bisa berbuat banyak ketika para pemimpin dan elit memasok senjata, amunisi, dan melibatkan kelompok bersenjata dari wilayah lain di provinsi tersebut," kata Peka.
(dna)
Komentar
Posting Komentar