BRGM dan Bank Dunia rehabilitasi 32 ribu hektare mangrove tahun ini
27 Februari 2024 14:02 WIB
Jakarta (ANTARA) - Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) bersama dengan Bank Dunia siap memulai program rehabilitasi lahan mangrove dengan sasaran target seluas 32 ribu hektare pada tahun ini.
"Ya, jadi Bank Dunia memastikan dukungannya, hingga program rehabilitasi mangrove tersebut akan dilaksanakan pada bulan depan, Maret 2024," kata Kepala BRGM Hartono usai penanaman pohon mangrove di TWA Mangrove Angke Kapuk, Jakarta, Selasa.
Rehabilitasi puluhan hektare lahan mangrove itu, lanjutnya, tersebar tersebar di empat provinsi yaitu Riau, Sumatera Utara, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Tengah.
Hartono mengatakan dukungan finansial dari Bank Dunia merupakan angin segar untuk merealisasikan percepatan program rehabilitasi lahan mangrove yang berkelanjutan di Indonesia.
Untuk diketahui BRGM menargetkan secara keseluruhan ada 75 ribu hektare lahan mangrove di empat provinsi tersebut yang akan direhabilitasi hingga 2025 melalui program yang disebut dengan Mangrove for Coastal Resilience (M4CR).
Program rehabilitasi tersebut, kata dia, diharapkan bisa meningkatkan peluang mata pencaharian dan bisnis masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan mangrove.
Baca juga: Rehabilitasi Hutan Bakau Angke-Kapuk Berjalan Lamban
"Ya, jadi Bank Dunia memastikan dukungannya, hingga program rehabilitasi mangrove tersebut akan dilaksanakan pada bulan depan, Maret 2024," kata Kepala BRGM Hartono usai penanaman pohon mangrove di TWA Mangrove Angke Kapuk, Jakarta, Selasa.
Rehabilitasi puluhan hektare lahan mangrove itu, lanjutnya, tersebar tersebar di empat provinsi yaitu Riau, Sumatera Utara, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Tengah.
Hartono mengatakan dukungan finansial dari Bank Dunia merupakan angin segar untuk merealisasikan percepatan program rehabilitasi lahan mangrove yang berkelanjutan di Indonesia.
Untuk diketahui BRGM menargetkan secara keseluruhan ada 75 ribu hektare lahan mangrove di empat provinsi tersebut yang akan direhabilitasi hingga 2025 melalui program yang disebut dengan Mangrove for Coastal Resilience (M4CR).
Program rehabilitasi tersebut, kata dia, diharapkan bisa meningkatkan peluang mata pencaharian dan bisnis masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan mangrove.
Baca juga: Rehabilitasi Hutan Bakau Angke-Kapuk Berjalan Lamban
Sementara itu Direktur Pelaksana Kepala Bagian Keuangan Bank Dunia Anshula Kant mengatakan dukungan finansial yang diberikan merupakan salah satu bentuk komitmen dari lembaganya untuk mencegah perluasan dampak perubahan iklim.
Perubahan iklim, menurut dia, telah memperbesar potensi dampak kebencanaan yang saat ini mulai dirasakan dunia, termasuk Indonesia. Oleh sebab itu perubahan tersebut harus dicegah, salah satunya dengan menjaga ekosistem mangrove.
Untuk itu, kata dia, terhitung hingga akhir tahun 2023 pihaknya sudah menyalurkan pendanaan 28,6 juta dolar AS.
"Sungguh ini kerja sama yang kuat, kita saling mendukung, terlebih Indonesia mempunyai target yang besar pengurangan emisi karbon menjadi 358 juta CO2 pada 2030," ujarnya.
Ansula berharap program rehabilitasi yang diinisiasi Pemerintah Indonesia melalui BRGM bisa berjalan sebagaimana tujuannya, sehingga bisa membawa pengaruh baik bagi masyarakat setempat dan kemaslahatan makhluk hidup secara luas.
Baca juga: BRGM terus lakukan percepatan rehabilitasi mangrove di 9 provinsi
Baca juga: KLHK: Babel berhasil rehabilitasi hamparan mangrove 70 hektare
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024
Tags:
Komentar
Posting Komentar