Erdogan sebut serangan Israel di Gaza tak beda dengan kekejaman Nazi
10 Februari 2024 16:24 WIB
Ankara (ANTARA) - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut serangan Israel ke Jalur Gaza serupa dengan kekejaman yang dilakukan Nazi Jerman pada Perang Dunia II.
Di hadapan peserta forum pemuda Organisasi Kerjasama Islam di Istanbul, Jumat (9/2), Erdogan mengatakan pasukan Israel telah membunuh rakyat Palestina, termasuk wanita dan anak-anak, serta menyiksa ribuan lainnya.
Gempuran Israel tanpa henti atas masyarakat sipil juga menyebabkan lebih dari 67 ribu rakyat Palestina mengalami luka-luka, ucapnya.
"Tempat-tempat ibadah, sekolah, rumah sakit, dan seluruh infrastruktur sipil dihancurkan oleh serangan Israel yang serupa dengan kekejaman Nazi," kata dia.
Erdogan menegaskan bahwa Turki dan negara-negara Muslim lainnya akan terus berjuang menarik perhatian dunia atas kejahatan terhadap kemanusiaan serta pelanggaran aturan perang yang dilakukan Israel.
"Kami terus berupaya melalui jalur diplomasi untuk memastikan negara-negara Islam bertindak serentak terhadap penindasan Israel di Jalur Gaza," ucap Presiden Turki.
"Kami akan melanjutkan perjuangan hingga negara Palestina yang merdeka, berdaulat, dan utuh sesuai perbatasan 1967 dengan ibu kota di Yerusalem Timur terwujud," katanya menegaskan.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidanm mengecam diamnya komunitas internasional atas pembantaian rakyat Palestina di Gaza, yang ia sebut menyiratkan pupusnya hukum internasional. Ia lantas menyerukan supaya tekanan diplomasi terhadap Israel diperkuat.
Fidanm juga menegaskan bahwa konflik di Jalur Gaza bukanlah konflik lokal semata, karena konflik tersebut dapat berdampak ke seluruh dunia apabila peperangan tidak berhenti dan solusi dua negara antara Israel dan Palestina tidak diwujudkan.
Sumber: TASS-OANA
Baca juga: Blinken sebut Hamas buka ruang mencapai kesepakatan gencatan senjata
Baca juga: Otoritas Palestina tolak pindahkan titik perbatasan Rafah
Baca juga: Israel sebut target militer selanjutnya di Jalur Gaza adalah Rafah
Di hadapan peserta forum pemuda Organisasi Kerjasama Islam di Istanbul, Jumat (9/2), Erdogan mengatakan pasukan Israel telah membunuh rakyat Palestina, termasuk wanita dan anak-anak, serta menyiksa ribuan lainnya.
Gempuran Israel tanpa henti atas masyarakat sipil juga menyebabkan lebih dari 67 ribu rakyat Palestina mengalami luka-luka, ucapnya.
"Tempat-tempat ibadah, sekolah, rumah sakit, dan seluruh infrastruktur sipil dihancurkan oleh serangan Israel yang serupa dengan kekejaman Nazi," kata dia.
Erdogan menegaskan bahwa Turki dan negara-negara Muslim lainnya akan terus berjuang menarik perhatian dunia atas kejahatan terhadap kemanusiaan serta pelanggaran aturan perang yang dilakukan Israel.
"Kami terus berupaya melalui jalur diplomasi untuk memastikan negara-negara Islam bertindak serentak terhadap penindasan Israel di Jalur Gaza," ucap Presiden Turki.
"Kami akan melanjutkan perjuangan hingga negara Palestina yang merdeka, berdaulat, dan utuh sesuai perbatasan 1967 dengan ibu kota di Yerusalem Timur terwujud," katanya menegaskan.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidanm mengecam diamnya komunitas internasional atas pembantaian rakyat Palestina di Gaza, yang ia sebut menyiratkan pupusnya hukum internasional. Ia lantas menyerukan supaya tekanan diplomasi terhadap Israel diperkuat.
Fidanm juga menegaskan bahwa konflik di Jalur Gaza bukanlah konflik lokal semata, karena konflik tersebut dapat berdampak ke seluruh dunia apabila peperangan tidak berhenti dan solusi dua negara antara Israel dan Palestina tidak diwujudkan.
Sumber: TASS-OANA
Baca juga: Blinken sebut Hamas buka ruang mencapai kesepakatan gencatan senjata
Baca juga: Otoritas Palestina tolak pindahkan titik perbatasan Rafah
Baca juga: Israel sebut target militer selanjutnya di Jalur Gaza adalah Rafah
Penerjemah: Nabil Ihsan
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2024
Tags:
Komentar
Posting Komentar