Heboh Beras Premium Langka di Ritel Modern, Ternyata Ini Penyebabnya - CNBC Indonesia

 

Heboh Beras Premium Langka di Ritel Modern, Ternyata Ini Penyebabnya

Ferry Sandi & Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
News
Selasa, 13/02/2024 06:15 WIB
Foto: Warga melihat beras kemasan kualitas premium yang dijual pada salah satu gerai Hypermart di Jakarta, Senin (12/4/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengaku kesulitan untuk mendapatkan supply atau pasokan beras tipe premium lokal dengan kemasan 5 kilogram (Kg) ke ritelnya. Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey mengungkapkan, keterbatasan suplai beras tersebut disebabkan karena tingginya harga beras premium, bahkan sudah di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

"Situasi dan kondisi yang tidak seimbang antara supply dan demand inilah yang mengakibatkan kenaikan HET (harga eceran tertinggi) beras pada pasar ritel modern (toko swalayan) dan pasar rakyat (pasar tradisional)," kata Roy, Senin (12/2/2024).

Roy menyatakan banyak peritel yang memilih tidak memasok beras premium ke ritelnya karena harga beras di produsen sudah tinggi. Di mana yang biasanya harga beras premium dibanderol Rp13.150 per kg, kini harganya sudah meroket jadi Rp16.000-Rp17.000 per kg bahkan Rp18.000 per kg.

"Ya kan kita nggak mungkin kalau beli mahal dijual murah. Nggak bisa masuk barang kalau kita beli mahal jual rugi, jadi ada beberapa peritel yang memilih nggak usah ada barang sekalian. Sebagian besar peritel itu tidak mau membeli beras sekarang, karena harga (di produsen) mahal," terang Roy.

Tingginya harga premium di tingkat produsen membuat peritel ogah membeli untuk stok mereka yang berakibat terjadi kelangkaan. Dia pun bilang salah satu jalan keluarnya adalah relaksasi Harga Eceran Tertinggi (HET).

"Ya kan kita nggak mungkin kalau beli mahal, jual murah nggak bisa masuk barang kalau kita beli mahal jual rugi, jadi ada beberapa peritel yang memilih nggak usah ada barang sekalian, tapi ada peritel yang memilih, ya udah saya beli mahal tapi saya jual mesti di atas HET karena yang di pasar tradisional kan jualnya sudah di atas HET," tuturnya.

"Jadi harapan Aprindo adalah relaksasi HET, yang pertama way out nya," ucapnya.

Sebagai catatan, pemerintah sudah menetapkan HET beras baru baik untuk beras medium maupun premium. HET beras berlaku berdasarkan zonasi yaitu zona 1 untuk Jawa, Lampung, Sumatra Selatan, Bali, NTB, dan Sulawesi. Zona 2 untuk Sumatera selain Lampung dan Sumatra Selatan, NTT, Kalimantan. Serta, zona 3 Maluku dan Papua. Untuk HET beras premium zona I Rp 13.900 per kg, zona II Rp 14.400 per kg, dan zona III Rp 14.800 per kg.

Kabar langkanya beras premium di tingkat ritel, direspons berbagai kalangan. Berikut komentar mereka:

Foto: Warga melihat beras kemasan kualitas premium yang dijual pada salah satu gerai Hypermart di Jakarta, Senin (12/4/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Warga melihat beras kemasan kualitas premium yang dijual pada salah satu gerai Hypermart di Jakarta, Senin (12/4/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menampik bantuan pangan beras 10 kilogram menyebabkan kelangkaan beras premium 5 kg di tingkat ritel. Kelangkaan beras disebabkan melonjaknya harga beli di tingkat produsen.

"Bantuan pangan itu gak ada kaitannya sama harga, tapi ini negara hadir," kata Arief usai rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Senin (12/2/2024).

Selain itu menurut Arief bantuan pangan pemerintah juga dihentikan sementara pada 8 - 14 Februari ini, untuk penghormatan pada proses pemilu yang dijalankan.

"Jadi Bansos pangan itu nggak mempengaruhi itu," kata Arief.

Pihaknya bekerja sama dengan Bulog akan segera mengguyur beras baik ke pasar modern maupun tradisional.

"34.000 ton beras ini harus sampai ke pasar. Jadi sekali lagi, perintahnya adalah banjiri pasar," tegas Arief.

Sedangkan mengenai relaksasi HET yang diminta peritel di tengah melonjaknya harga beras premium, Arief menjelaskan pihaknya akan langsung berkoordinasi. Namun saat ini upaya yang dilakukan pemerintah akan turun langsung ke lapangan untuk membanjiri beras di ritel modern.

"Jadi izinkan kami berkoordinasi sekarang dengan seluruh ritel yang ada pagi ini saya bersama teman teman Bulog dan peritel membahas ini semua untuk isi pasar ritel," ucap Arief.

Menteri BUMN Erick Thohir

Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan Presiden Joko Widodo (Jokowi) langsung turun tangan dan memerintahkannya bersama Direktur Utama Bulog serta Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) melakukan intervensi pasar khusus untuk beras.

"Bapak Presiden juga mengecek langsung di beberapa titik. Karena itu diambil kebijakan, kita gelontorkan lagi 250 ribu ton beras SPHP (stabilisasi pasokan dan herga pangan) supaya keresahan itu tidak terjadi dan. Dan kita bisa pastikan stok beras cukup. Kita itu ada 1,2 juta ton dan nanti ada masuk lagi 500 ribu ton, jadi Insya Allah cukup," ungkap Erick Thohir di Ramayana Klender, Jakarta Timur, Senin (12/2/2024).

Bagi masyarakat nanti bisa memilih sejumlah opsi untuk membeli beras premium. Ada beras premium milik Bulog yang harganya lebih mudah namun dengan kualitas yang sama baiknya.

"Masyarakat memiliki sejumlah opsi, beras premium dengan harga Rp 69.500 per 5 kg atau Rp 54.500 per 5 kg dengan jenis beras SPHP. Masyarakat bisa melakukan pembelian sesuai dengan kebutuhan dan daya beli," katanya.

"Lalu 250 ribu ton kita gelontorkan. Terima kasih Direksi Bulog yang hadir hari ini untuk terus menjaga komitmen supaya di pasaran cukup," ujar Erick.

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengungkapkan stok cadangan beras pemerintah (CBP) masih mencapai 1,18 juta ton, termasuk beras premium. Kelangkaan beras premium di ritel modern lantaran mahalnya harga di tingkat produsen.

"Stok beras domestik saat ini 1,189 juta ton itu total. itu semua (termasuk yang premium). Kan kami impornya 5%," kata Bayu usai rapat.

Dia pun melanjutkan, realisasi impor beras sejauh ini berada di kisaran 500.000 ton dari alokasi 2 juta ton pada tahun ini. Sehingga, impor beras selanjutnya akan masuk secara bertahap saat masa paceklik, yaitu pada Juni, Juli dan Oktober.

"Kan dari alokasi kita 2 juta ton yang direalisasikan baru 500.000 ton. Jadi ya kan masih panjang, tahun ini kan masih panjang, masih akan melewati masa paceklik. Jadi pemerintah harus persiapan panjang," sebutnya.

Baca Juga

Komentar